Suara.com - Perwakilan pemerintah Taliban Afghanistan melakukan perjalanan ke Indonesia awal bulan ini merupakan kunjungan tidak resmi. Hal itu dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah. Fakta Taliban ke Indonesia tapi bukan kunjungan resmi ini pun menjadi perhatian dunia. Apa tujuannya?
Dikutip dari thestar.com, Pemerintahan Taliban yang mengambil kembali kekuasaan pada Agustus 2021 berusaha menopang pengakuan atas kekuasaannya di seluruh dunia Islam, termasuk mendekati Indonesia untuk meningkatkan hubungan politik dan ekonomi.
Tetapi Indonesia belum mengakui legitimasi pemerintah Taliban Afghanistan sejak melanjutkan pemerintahannya dua dekade setelah pasukan pimpinan AS menggulingkan rezim mereka.
Media asia.nikkei.com menyebut fakta Taliban ke Indonesia dibahas oleh para analis bahwa kunjungan itu merupakan upaya Taliban untuk mendapatkan dukungan dan pengakuan internasional.
Selain itu juga untuk mendapatkan investasi asing di Afghanistan untuk menopang ekonominya yang sedang dalam keadaan genting, sampai dapat dikatakan sebagai negara termiskin di dunia.
Lembaga dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat Ekonomi Afghanistan dengan cepat mengalami kontraksi lebih dari 20 persen setelah Taliban kembali berkuasa pada 15 Agustus 2021.
Namun sejak itu, korupsi dilaporkan turun, nilai tukar stabil, dan inflasi terkendali. Menurut UNDP, produk domestik bruto juga agak stabil, menyusut hanya 3,6 persen pada tahun 2022 sebagian karena sejumlah besar bantuan PBB dan internasional.
Sampai saat ini, tidak ada negara yang secara resmi mengakui rezim Taliban meskipun telah mengirim perwakilan ke beberapa misi luar negeri Afghanistan termasuk di China, Rusia, Qatar dan Pakistan. Termasuk Indonesia, tidak dalam posisi untuk sepenuhnya mengakui Taliban saat ini.
Meskipun demikian Indonesia mengantisipasi proses rekonsiliasi internal, proses demokratisasi yang lebih baik, dan akses pendidikan yang lebih baik bagi perempuan.
Baca Juga: Kunjungan Taliban ke Indonesia Bukan Temui Pemerintah, Ada Tujuan Terselubung?
Indonesia sendiri dalam posisi waspada terhadap jaringan teroris, karena itu tidak dalam posisi untuk mendukung Taliban. Badan Intelijen Negara atau BIN pada tahun 2021 mendeteksi jaringan teroris di Indonesia yang ditengarai dekat dengan kelompok Taliban di Afghanistan.
Setelah kemanangan Taliban atas Afghanistan, BIN bersama jaringan intelijen Indonesia memperkuat deteksi dan pencegahan dini kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dengan Taliban.
BIN terus memonitor keamanan di Afghanistan meskipun Taliban sudah berjanji tidak akan mengusik misi diplomatik asing di Afghanistan. Hal penting bagi BIN adalah keamanan dan keselamatan WNI serta staf KBRI di Afghanistan.
Untuk saat ini, kunjungan Taliban ke Indonesia tak dapat dikatakan sebagai delgeasi karena dapat menyiratkan semacam formalitas padahal kenyatannya berdasarkan keterangan juru bicara Kemenlu RI, kunjungan tersebut 'tidak resmi'.
Juru bicara Kemenlu RI menegaskan tidak ada pertemuan resmi antara pejabat Pemerintah Afghanistan dan Indonesia.
Hubungan kedua negara, antara Indonesia dengan Afghanistan sejauh ini adalah berdasarkan solidaritas agama. Untuk sementara waktu, belum dapat diuraikan apa yang menjadi tujuan dari fakta Taliban ke Indonesia.
Demikian itu informasi yang dapat dihimpun mengenai fakta Taliban ke Indonesia.
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
-
Kunjungan Taliban ke Indonesia Bukan Temui Pemerintah, Ada Tujuan Terselubung?
-
Perjuangan Gadis Kecil Mengenyam Pendidikan hingga Tertembus Peluru
-
Mohadese Mirzaee: Pilot Perempuan Afghanistan Pertama di Eropa
-
Hidup Tanpa Harapan, Rindu Rahima Pengungsi Afghanistan Akan Kampung Halaman
-
Pervez Musharraf Meninggal di Pengasingan, Akibat Penyakit Langka yang Dideritanya Menahun
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Istana Turun Tangan, Bantah Keras Tim Reformasi Polri Jadi 'Algojo' Kapolri
-
Sesuai Arahan Prabowo, Guru dan Tenaga Pendidik Bakal Dapat MBG
-
Skandal Kuota Haji: Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK
-
Serius atau Cuma Gimmick? Koalisi Sipil Beberkan 9 'PR' Reformasi Total untuk Polri
-
Masih Pikir-pikir Turunkan Cukai Rokok, Menkeu Purbaya: Katanya Ada yang Main-main?
-
Disorot Publik, Mendagri Tito Minta Tunjangan Perumahan DPRD Dievaluasi
-
Dasco Ungkap Fakta Sebenarnya soal Isu Surpres Pergantian Kapolri Listyo Sigit
-
Kepala BNN Beberkan Ciri-Ciri Anak Pengguna Narkoba: Mata Merah hingga Pola Tidur Terbalik
-
Amien Rais Usulkan Mahfudin Nigara sebagai Calon Menpora, Apa Alasannya?
-
Terinspirasi Kampung Adat Kuta, Raja Juli Bentuk Tim Super untuk Kepastian Hukum Hutan Adat