Suara.com - Anies Baswedan mengklaim dirinya adalah yang paling mirip dengan Presiden Joko Widodo dalam memimpin DKI Jakarta. Ia mencontohkan salah satunya adalah dalam urusan membangun perkampungan di Jakarta.
Hal ini disampaikan Anies dalam video interview di channel YouTube Karni Ilyas Club, Minggu (30/7/2023). Dalam kesempatan itu, Anies menyebut program pemerintah terdahulu harus dilanjutkan jika memang memiliki manfaat bagi masyarakat.
Anies menyebut Jokowi saat menjabat Gubernur DKI memiliki tujuan untuk menjaga dan merawat perkampungan yang sudah ada.
"Kami ambil dari Pak Jokowi saja deh, apa yang beliau kerjakan di sini, yang terkait dengan kampung-kampung misalnya. Orientasinya adalah bagaimana membuat kampung-kampung itu sehat, baik, tidak kemudian kumuh tapi juga tidak dihilangkan," ujar Anies.
"Sekarang boleh dilihat, di antara gubernur yang menggantikan, mana yang paling sama dengan yang dikerjakan oleh Pak Jokowi?" lanjutnya.
Selama menjabat, Anies membuat program penataan kampung dengan skema Community Action Plan (CAP) atau yang pembangunannya melibatkan masyarakat. Beberapa di antaranya adalah Kampung Susun Akuarium, Kampung Gembira Gembrong, hingga Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung.
Salah satu program penataan kampung yang paling disoroti adalah Kampung Susun Akuarium. Kawasan ini sempat ingin digusur oleh pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat dengan alasan ingin membuat tanggul atau sheetpile di lokasi itu.
Alih-alih menggusur, Anies melakukan penataan membuatkan kampung susun untuk warga agar bisa tinggal di tempat itu. Anies menyebut pada era Ahok dan Djarot warga merasakan ketakutan karena khawatir akan direlokasi.
"Kampung-kampung itu di era pak Jokowi terfasilitasi, terlindungi. Sesudahnya, malah mereka menghadapi kekhawatiran yang terus-menerus. Kemudian ketika kami bertugas, kami beresin lagi itu kampung-kampung itu," tuturnya.
Baca Juga: Anies Usul Skema Baru Pembangunan Jalan Tol: Lahan Warga Tak Dibeli Tapi Masuk Penyertaan Modal
Ia pun menyatakan perubahan dalam setiap periode kepemimpinan baru tidak melulu harus menghilangkan. Program yang baik harus dilanjutkan sekaligus diperbaiki.
"Tidak mungkin hanya keberlanjutan saja, tidak mungkin hanya perubahan saja, enggak mungkin. Dan yang baik dan bermanfaat pasti diteruskan," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?
-
Hampir Sebulan Pasca Banjir Bandang, Aceh Tamiang Masih Berkubang Lumpur dan Menahan Lapar
-
Sikap PKB Usai Kiai Ma'ruf Amin Pilih Jalan Uzlah
-
Dari Masa ke Masa UMP DKI Jakarta Dalam 9 Tahun Terakhir
-
Rencana Nominal Kenaikan Jadup Korban Bencana Masih Tunggu Arahan Presiden
-
Punya Kafe di Bandung hingga Korsel Tapi Tak Masuk LHKPN, Ridwan Kamil Bakal Diperiksa KPK Lagi
-
Jampidsus Tegaskan Ada Keterlibatan Riza Chalid Dalam Dugaan Kasus Korupsi Petral
-
Buntut Kasus Perundungan Disabilitas, Anggota Komisi X Desak Bahasa Isyarat Masuk Kurikulum Nasional
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Ketuk Hati Kepala Daerah, Mendagri Tito: Bantu Saudara Kita di Sumatera yang Kena Bencana