Suara.com - Dalam sidang kasus penganiayaan terhadap David Ozora pada Selasa (1/8/2023) Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Mario Dandy Satriyo membawa dua saksi ahli. Salah satunya, ahli psikiater forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Natalia Widiasih Raharjanti.
Saksi-saksi itu dihadirkan untuk membantu meringankan hukuman Mario selaku terdakwa. Namun, keterangan Natalia dinilai tak kredibel hingga membuat pihak korban mencak-mencak. Berikut kelima fakta seputar ahli psikiater forensik ini.
Dinilai Tak Kredibel
Kuasa hukum David Ozora, yakni Melissa Anggraeni menilai bahwa Natalia tidak kredibel. Menurut pandangan pihaknya, ahli psikiatri forensik itu tidak memiliki kapasitas untuk melakukan sebuah analisa. Tepatnya terkait delik perencanaan.
"Saya tanggapi ahli pertama dari psikiatri forensik, sepemahaman kami dia tak memiliki kapasitas menganalisa, terkait delik perencanaan," ujar Melissa kepada wartawan, Rabu (2/8/2023).
Melissa mengatakan, keterangan dari ahli psikiatri forensik patut dipertanyakan. Sebab, ia menyampaikan pandangan soal delik perencanaan tanpa diagnosa apapun terlebih dahulu. Untuk itu, pihaknya memilih mengabaikan ucapan Natalia.
Sebut Umpatan Bukan Tolak Ukur Penganiayaan Berencana
Natalia menuturkan bahwa umpatan Mario Dandy sebelum menganiaya David tidak bisa dijadikan tolok ukur terdakwa untuk melakukan kekerasan terencana. Menurutnya, pikiran seseorang juga perlu diperhatikan. Misal, sempat direndahkan atau tidak.
"'Gue pukul nih, gue habisi', apakah itu sudah cukup premeditatif (terencana)?" tanya kuasa hukum Mario Dandy, Andreas Nahot Silitonga.
Baca Juga: 7 Pengakuan Menjengkelkan Mario Dandy: Freekick Kepala David, Hakim sampai Gregetan
"Tadi bicara teori season making (kekerasan terencana) tak cukup cuma motif, tapi juga harus lihat faktor kedua namanya waktu. Kita punya pikiran, kita merasa didzalimi atau harga diri direndahkan," ujar Natalia.
Ungkap Ciri Kekerasan Terencana
Tak hanya itu, Natalia pun menerangkan bagaimana kekerasan bisa bersifat impulsif atau terencana. Menurutnya, kekerasan terencana menunjukkan emosi pelaku terkontrol secara baik hingga dilakukan dengan cara menyusun aspek yang spesifik.
"Kalau yang premeditated (terencana), biasanya proaktif dan terencana secara sistematik, terkontrol dengan baik. Perbedaannya (juga) saat orang tersebut menyusun secara spesifik," ungkap Natalia.
Aktif Praktek di RSCM
Natalia merupakan ahli psikiatri forensik yang aktif membuka praktek di RSCM. Ia diketahui menyelesaikan seluruh jenjang pendidikannya di Universitas Indonesia (UI) dari tahun 1997-2011. Ia juga kerap mengikuti banyak pelatihan tentang kejiwaan.
Berita Terkait
-
7 Pengakuan Menjengkelkan Mario Dandy: Freekick Kepala David, Hakim sampai Gregetan
-
Kerap Muncul di Kasus Besar, Ini Sosok Jamin Ginting yang Kini Jadi Saksi Ringankan Mario Dandy
-
Aniaya David, Mario Dandy Sebut 'Tak Sangka Lakukan Perbuatan Sehebat Itu'
-
Kemiripan Kasus Anak Ketua DPRD Ambon dan Mario Dandy: Duo Anak Pejabat Aniaya Remaja
-
Mario Dandy Jelaskan Alasan Suruh David Ozora Sikap Tobat dan Push Up: Kesal! Bayangin Dia Tarik-tarik AG
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
KPK Tangkap Tangan Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya, Anggota DPRD Ikut Terseret?
-
Bobby Nasution Jelaskan Tidak Ada Pemangkasan Anggaran Bencana Ratusan Miliar
-
Korban Meninggal Banjir dan Longsor di Sumatera Bertambah Jadi 969 Jiwa
-
Digelar Terpisah, Korban Ilegal Akses Mirae Asset Protes Minta OJK Mediasi Ulang
-
Respons Ide 'Patungan Beli Hutan', DPR Sebut Itu 'Alarm' Bagi Pemerintah Supaya Evaluasi Kebijakan
-
Tinjau Lokasi Banjir Aceh, Menteri Ekraf Terima Keluhan Sanitasi Buruk yang 'Hantui' Pengungsi
-
Mensos Sebut Penggalang Donasi Tanpa Izin Terancam Sanksi Rp10 Ribu: Warisan UU Tahun 60-an
-
Komisi Reformasi Pertimbangkan Usulan Kapolri Dipilih Presiden Tanpa Persetujuan DPR
-
Ironi Hakordia, Silfester Matutina Si Manusia Kebal Hukum?
-
Mensos Sebut Donasi Bencana Boleh Disalurkan Dulu, Izin dan Laporan Menyusul