Suara.com - Kejaksaan Agung (Kejagung) RI mengungkapkan alasan jaksa penuntut umum (JPU) yang membebankan biaya restitusi senilai Rp 120 miliar kepada terdakwa Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas saat sidang tuntutan.
Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana menyampaikan, JPU sudah menerima hitung-hitungan jumlah kerugian atas tindakan penganiayaan berat berencana yang dialami oleh David Ozora.
Perhitungan tersebut meliputi kerugian yang dialami keluarga David, termasuk selama menjalani proses perawatan di rumah sakit.
"Kita menuntut karena memperkirakan bahwa selain kerugian materiil ya kerugian uang yang dikeluarkan dalam rangka perawatan dan pengobatan juga kita mempertimbangkan kerugian imateril," kata Ketut di Kejagung, Jakarta Selatan, Jumat (18/8/2023).
Selain itu, JPU, kata Ketut, berpandangan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh terdakwa sudah menimbulkan kerugian bagi masa depan David.
Dari hasil pemeriksaan dokter, David dikatakan tidak bisa sembuh total 100 persen.
"Kerugian di masa akan datang oleh yang bersangkutan. Karena, beberapa hasil medis menyatakan sembuhnya ini tidak bisa sembuh total sehingga perlu perawatan traumatik psikologis kepada yang bersangkutan," papar Ketut.
"Itu juga menjadi bahan pertimbangan kita kenapa dituntut sampai Rp 120 miliar," imbuhnya.
Ketut menyebut bahwa restitusi terhadap korban tindak pidana sudah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2022 tentang kompensasi dan restitusi.
Baca Juga: Ogah Bayar Restitusi Mario Dandy Rp 120 Miliar, Berapa Harta Kekayaan Rafael Alun?
"Penuntut Umum ini harus bisa membuat satu terobosan hukum untuk kepentingan perlindungan terhadap korban dan masyarakat," ujar Ketut.
Seperti diketahui, Mario dituntut 12 tahun penjara dalam kasus penganiayaan David Ozora.
Putra Rafael Alun itu juga dibebankan biaya restitusi senilai Rp 120 miliar. Jika tidak mampu membayar, maka Mario harus menambah hukuman penjaranya selama 7 tahun.
Serupa dengan Mario, Shane Lukas dituntut 5 tahun bui dan dibebani biaya restitusi Rp 120 miliar. Shane terancam penambahan masa hukuman penjara 6 bulan jika tak mampu membayar restitusi.
Adapun Mario Dandy didakwa dengan Pasal 353 ayat 2 KUHP dan Pasal 355 ayat 1 tentang penganiayaan berat akibat perbuatannya menganiaya David Ozora berkali-kali yang sudah tergeletak.
Sementara, Shane didakwa dengan Pasal 353 ayat 2 KUHP dan Pasal 355 ayat 1 tentang penganiayaan berat subsider kedua Pasal 76 C Pasal 80 Ayat 2 UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?