Suara.com - Primbon sering kali digunakan sebagai salah satu “cara” melihat masa depan. Meski lebih banyak digunakan orang Jawa, tidak sedikit pula yang tetap penasaran dengan apa itu Primbon.
Apakah Anda merupakan salah satu orang yang penasaran dengan Primbon? Jika iya simak informasi tentang apa itu Primbon dan serba-serbinya berikut!
Apa itu primbon?
Primbon adalah kumpulan petunjuk atau ramalan yang seringkali berkaitan dengan kepercayaan dan budaya Jawa.
Biasanya, primbon berisi informasi tentang nasib, keberuntungan, pernikahan, kesehatan, dan berbagai aspek kehidupan lainnya berdasarkan pada tanggal lahir, nama, atau kejadian tertentu.
Pernahkah kamu mendengar orang tua atau nenek mengatakan bahwa "Orang yang lahir pada tanggal ini akan memiliki sifat tertentu" atau "Jangan melakukan ini pada hari tertentu karena bisa membawa sial"? Nah, itulah contoh-contoh yang sering ditemukan dalam primbon.
Namun, penting untuk diingat bahwa primbon sebagian besar adalah bagian dari tradisi dan kepercayaan lama.
Tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan tentang kebenaran ramalan-ramalan ini. Meskipun begitu, primbon masih bisa menjadi bagian menarik dari budaya dan warisan nenek moyang untuk dipelajari.
Kaitan primbon dan weton
Baca Juga: Panduan Cara Puasa Weton untuk Rezeki Lengkap
Primbon dan weton adalah dua konsep yang sering kali terkait erat dalam budaya Jawa. Ketika mencari tentang apa itu primbon, sedikit banyak Anda pasti menemukan pembahasan tentang weton.
Weton sendiri merupakan sistem kalender dalam budaya Jawa yang mengaitkan hari kelahiran seseorang dengan unsur-unsur tertentu seperti hari, pasaran (Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing), wuku (30 jenis mingguan dalam satu siklus Jawa), dan tahun dalam kalender Jawa
Weton dianggap memiliki pengaruh terhadap nasib dan karakter seseorang. Misalnya, seseorang yang lahir pada hari Senin Pon memiliki weton yang berbeda dari yang lahir pada hari Selasa Wage, dan seterusnya.
Jadi, kaitan antara primbon dan weton terjadi dalam hal ramalan dan interpretasi karakter berdasarkan weton atau hari kelahiran seseorang.
Primbon dapat memberikan panduan dan penafsiran tentang bagaimana weton seseorang mungkin mempengaruhi nasib atau kepribadian mereka.
Meskipun keduanya merupakan bagian dari tradisi budaya yang kaya, penting untuk diingat bahwa ramalan-ramalan ini lebih merupakan hasil dari keyakinan dan warisan budaya daripada bukti ilmiah yang pasti.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?
-
Aktivis '98: Penangkapan Delpedro adalah 'Teror Negara', Bukan Kami yang Teroris