Suara.com - Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos, Pepen Nazaruddin menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Kementerian Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Permakanan dilakukan Dirjen Anggaran dan Plt. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ke Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Terima kasih, hari ini kami dikunjungi Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk meninjau dari dekat Program Permakanan, yang mana dari indeks 21 ribu menjadi 30 ribu, dua kali makan dan pengiriman dari Rp1 ribu menjadi Rp2 ribu," ujarnya, didampingi Sesditjen Rehabilitasi Salahuddin Yahya, Rabu (13/9/2023).
Dalam pelaksanaan di lapangan, Program Permakakan melibatkan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Caringin Sinergi, karena bisa lebih mendekatkan dengan para keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pokmas dibentuk dari ibu-ibu pengajian, posyandu lansia atau pun dari kearifan lokal.
Sangat membantu dan hitung-hitungan ongkos kirim Rp2 ribu dan Rp30 ribu untuk dua kali makan, satu hantaran, serta untuk akuntabilitas si pengantar memfoto lalu mengunggah ke aplikasi.
“Tadi ada Yatim Piatu (Yapi) mendapatkan bantuan yang diberikan dalam rekening di PT Pos. Pada kesempatan ini mohon arahan dan pertimbangan terkait program permakanan dan Yapi, ” tandas Pepen.
Perwakilan dari Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Supriyadi Sinaga menilai, Program Permakanan Lansia merupakan program yang luar biasa, karena tepat sasaran.
“Mulai belanja ke pasar bahan sayuran, bumbu dan beras. Di situ, mengalir ke sekor-sektor lain berupa daya produksi, sekaligus ada nilai ekonomi, semua didapatkan ada nilai ukhrowi dan duniawi, ” ungkapnya.
Usai melibat dari dekat, program permakanan tidak boleh terhenti. Bahkan, harus diteruskan walaupun di lapangan ada beda perlakukan hasil monev yang spesifik seperti untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Lansia disabiltas.
Baca Juga: Dirjen Rehsos Sebut HLUN Diambil dari Peristiwa Ketokohan Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat
“Evaluasi terus kita lakukan dan hasilnya tidak bisa semua general terhadap seluruh KPM ada asesmen monev yang spesifik untuk ODGJ dan lansia disabilitas. Intinya, ada kekhususan yang harus betul-betul perlu intervensi pemerintah melalui Kementerian Sosial, ” tandasnya.
Supriyadi Sinaga, Kasubdit Anggaran Bidang Kesejahteraan Sosial menyatakan bahwa dari hati paling dalam, dia merasa haru, hampir saja menangis meninjau ke lapangan dari penerima manfaat Program Permakanan bagi lansia tunggal.
“Hampir saja air mata ini jatuh melihat ada masyarakat yang benar-benar mesti dibantu dan harus ada intervensi dari pemerintah, seperti ibu yang tinggal sendirian. Juga, saya gemeteran sebab sudah 10 tahun tidak pernah naik motor, ” aku Supriyadi.
Program ini membuka paradigma dan mata terkait Permakanan, di mana tepat sasaran karena paling tidak ada tiga aspek, yaitu bernilai ibadah ada bantuan ATENSI dan dapat pahala karena ada nilai silaturahmi yang kuat.
“Diperkuat kalau tidak ada progam ini, ibu-bapak Pokmas tidak mungkin ke rumah-rumah penerima manfaat menganter makanan. Jelas ini memiliki nilai sangat luar biasa dan tidak boleh dihentikan, ” tandasnya.
Perwakilan dari Bappenas, Anita Sri Kusumawati, Perencana Muda Bappenas menyatakan cukup mengapresiasi Kemensos yang ini merupakan pemantauan kedua yang terlihat tugas cukup berat, mungkin PKH secara digital setelah asesmen dianter ke Himbara tinggal proses dan dilakukan pendampingan, pemberdayaan.
Berita Terkait
-
Mensos Risma: Potensi Kerugian Negara dalam Penyaluran Bansos lebih dari Rp523 M Dapat Diselamatkan
-
Kepala Daerah Dicap Gagal jika Makin Banyak Ajukan Data Penerima Bansos, KPK: Apalagi Besok Tahun Politik, Itu Konyol!
-
DPR Setujui Kenaikan Anggaran Kemensos Senilai Rp2,1 Triliun di 2024
-
Dijemput Paksa Pakai Kursi Roda Saat Dirawat di RS, Tersangka Korupsi e-Warung Kemensos Ditahan
-
Ternyata Ibu Anak Asuh Pratiwi Noviyanthi Bukan ODGJ, Ini Hasil Penelusuran Kang Dedi Mulyadi
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
2 Kasus Baru Keracunan Massal MBG Tak Masuk KLB, Publik Murka ke Pemerintah: Tunggu Mati Dulu?
-
Usut Korupsi RSUD Kolaka Timur, KPK Periksa Kasi Pidsus Kejari Kolaka
-
Bantah Kesejahteraan Jadi Pemicu, TNI AD Duga Prajurit Kopassus Terlibat Penculikan Karena Ini
-
Rismon Bongkar Lagi Keganjilan Ijazah Jokowi, Foto Satu-satunya Berkacamata di Indonesia
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar
-
Hendrar Prihadi Dicopot dari LKPP, PDIP Terima Tak Ada Lagi Kader Partai di Pemerintahan Prabowo
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?