Suara.com - Terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) semakin memperlihatkan dukungan partai tersebut terhadap politik dinasti di Indonesia. Perbandingan PSI dulu dan sekarang yang cenderung mendukung politik dinasti ini juga disesalkan para netizen.
Pasalnya, saat pertama kali berdiri, PSI menyatakan diri sebagai partai anak muda yang membawa napas baru dalam perpolitikan nasional.
Di Twitter, akun Partai Hijau Indonesia atau @partai_hijau menyayangkan PSI yang justru memfasilitasi dinasti politik dengan mendapuk Kaesang sebagai Ketua Umum. Akun tersebut menyatakan politik dinasti akan membunuh demokrasi karena pemerintahan hanya akan dikuasai oleh segelintir orang.
Seperti diketahui, keluarga Presiden Joko Widodo kini memegang jabatan strategis dalam perpolitikan nasional. Selain putra bungsunya Kaesang, anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai Wali Kota Solo. Kemudian menantunya, Bobby Nasution menduduki kursi Wali Kota Medan.
Keputusan PSI mendukung Kaesang sebenarnya sudah terendus sejak lama. Pertengahan 2023 ini, jauh sebelum pelantikan sebagai ketua umum, PSI terang-terangan mendukung Kaesang yang saat itu diisukan bakal maju sebagai bakal calon Wali Kota Depok, Jawa Barat. PSI bahkan tak khawatir dicap sebagai pendukung politik dinasti Jokowi. PSI sebelumnya sudah mendukung Gibran saat maju Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo.
Wakil Ketua Umun DPP PSI Andy Budiman pernah menyebut pihaknya hanya mendukung tokoh yang memang memiliki kapasitas mumpuni untuk memimpin. Ia mencontohkan Gibran yang dianggap berhasil memimpin Solo.
"Waktu itu (Pilkada Solo) juga ada skeptisisme, apa bisa Gibran ini kan belum punya pengalaman, belum punya keahlian, kemudian ini kan jadi dinasti," ujar Andy di kantor DPW PSI DKI, Jakarta Pusat, Jumat (23/6/2023).
"Tapi waktu itu kami berpikir apa hak kita menghalang-halangi warga Solo untuk dapat pemimpin yang baik?" katanya menambahkan. Ia menyebut keluarga pejabat yang ikut kontestasi politik dibolehkan. Asalkan, pemilihannya dilakukan lewat Pemilu secara terbuka dan demokratis.
"Dinasti itu masalah kalo dia ditetapkan dalam satu sistem tertutup, non demokratis. Ada organisasi atau apapun di mana bapaknya punya kekuasaan tanpa batas untuk menentukan anaknya jadi Sekjen, jadi apa segala macam, itu namanya dinasti," jelasnya.
Baca Juga: Kader PSI Jabar Optimis Tembus ke Senayan Pasca Kaesang Ditunjuk Jadi Ketum Gantikan Giring
Karena itu, ia menyebut dukungan terhadap Gibran dan Kaesang bukan karena politik dinasti Jokowi. Keduanya dianggap PSI sebagai sosok potensial yang mumpuni untuk menjadi Kepala Daerah. "Jangan sampai hak masyarakat untuk mendapatkan pemimpin yang baik itu hilang. Kemudian kekhawatiran mengenai dinasti," pungkasnya.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Hadiri Rapat Perdana PSI Setelah Posisinya Dikasih ke Kaesang, Giring: Jangan Panggil Ketum Lagi
-
Ugal-ugalan! Sekjen PBB Minta Gibran Cabut dari PDIP Demi Kursi Cawapres Prabowo
-
Soal Kaesang Pangarep Gabung PSI, Ini Pernyataan Lengkap Ketua Umum Pro Jokowi
-
Dianggap Lebih Kompeten Dibanding Kaesang Jadi Ketum PSI, Faldo Maldini: Dia Jauh di Atas Kita
-
Kader PSI Jabar Optimis Tembus ke Senayan Pasca Kaesang Ditunjuk Jadi Ketum Gantikan Giring
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?