Suara.com - Bangladesh resmi punya terowongan bawah air. Terowongan pertama di Asia Selatan itu dibangun bersama perusahaan China.
Menurut laporan kantor berita China, Xinhua, penggunaan terowongan bawah air itu diresmikan oleh Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan Duta Besar China untuk Bangladesh Yao Wen pada Minggu, 29 Oktober 2023.
Hasina orang pertama yang membayar tol untuk masuk terowongan bernama Bangabandhu Sheikh Mujibur Rahman Tunnel itu.
Terowongan itu berada sekitar 242 KM di sebelah tenggara ibu kota Dhaka, dibangun oleh perusahaan China Communications Construction Company Ltd.
"Ini peluang besar bagi masyarakat kedua negara dan bagi perdagangan serta pariwisata," kata warga setempat, Anand Barua.
"Pihak China adalah mitra kami di terowongan ini. Kami sangat berterima kasih," sambung Barua seperti dikutip Xinhua.
Manajer proyek pembangunan terowongan, Yu Jingtao, menjelaskan bahwa proyek tersebut dikerjakan berdasarkan rancangan, teknologi dan standar China.
Menteri Perhubungan Bangladesh Obaidul Quader menyebut terowongan tersebut sebagai "pencapaian monumental" yang mengantarkan Bangladesh ke era baru transportasi dan sumber kebanggaan nasional negaranya.
Terowongan itu, yang menghubungkan jalan tol Asian Highway (masih dalam rencana) dengan jalan tol Dhaka-Chattogram-Cox's Bazar, mempersingkat jarak dari Chattogram ke Cox's Bazar sampai 40 km.
Baca Juga: Viral karena Lezatnya Bikin Nagih, Ini Resep Indomie Bangladesh: Bisa Jadi Ide Jualan!
Proyek ini memperlihatkan hubungan China yang semakin dekat dengan Bangladesh, juga dengan Asia Selatan.
Menurut laporan BBC pada 15 Oktober, China menjadi kreditor terbesar dan sumber investasi penting bagi banyak negara berkembang, termasuk negara-negara Asia Selatan seperti Bangladesh, yang menempati posisi strategis dalam Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) pemerintah China.
"Nepal, Sri Lanka, dan Bangladesh memandang BRI sebagai peluang mendiversifikasi lahan dan menarik investasi yang sangat dibutuhkan guna memodernisasi perekonomian mereka," kata Constantino Xavier, pakar dari Centre for Social and Economic Progress di New Delhi. (Antara)
Berita Terkait
-
Mobil Listrik China Dinilai Jadi Ancaman Besar Bagi Produsen Mobil Barat
-
Samsung Anjlok di Pasar Global, Kalah dari HP China
-
3 Drama China yang Dibintangi Zhang Wanyi sebagai Pemeran Utama
-
Bunga Lebih Murah, Luhut Sebut Jokowi Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dengan China
-
Jokowi Ngebet Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pinjaman dari China Lagi
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?