Lantas kenapa bisa dikatakan kebijakan ambius? Karena salah satu faktor pada 2020 lau Jokowi melarang ekspor bijih nikel sehingga berhasil membuat perusahaan-perusahaan nikel besar dari penjuru dunia seperti China, Korsel, Kanada akhirnya membangun pabriknya di Indonesia. Kala itu WTO pun mengungkap kalau kebijakan itu tidak adil.
Kendati demikian, Jokowi tetap pada kebijakannya sebab memiliki logistik berupa cadangan nikel yang besar. Dengan nikel Jokowi seolah menari di antara dua kaki kekuatan geopolitik global yakni China dan AS.
Presiden ke-7 ini kerap menyebut kalau kedua negara itu sebagai mitra dekat Indonesia. Tak heran jika banyak publik yang mengatakan kalau Jokowi sosok yanng oportunis dengan sebutan pernyataan itu.
Bagian 3 (Demokrasi dan Politik)
Tak hanya membahas mengenai persoalan ekonomi saja, pada artikel ini juga membahas mengenai demokrasi di Indonesia yang dipandang tengah mengalami penurunan di bahwa kepemimpinan Jokowi. Tentu bahasan pada artikel ini sebuah isu yang saat ini sedang memanas di Indonesia.
Mulai dari pelemahan KPK sampai keterlibatan Mahkamah Konstitusi dalam melenggangkan Gibran Rakabuming Raka anak pertama Presiden Jokowi, untuk maju ke Pilpres 2024.
Pada artikel ini Financial Times turut mewawancarai Erry Riyana Hardjapameka yang menyebutkan Presiden Jokowi bagus dalam kebijakan ekonomi namun tidak pada demokrasi. Meski Jokowi selalu mengatakan bahwa dirinya menaruh keyakinan penuh terhadap demokrasi.
Namun, faktanya ia malah memperlihatkan yang sebaliknya.
Jadi, apakah beliau sadar sebenarnya kritik tengah tertuju padanya?
Baca Juga: Setelah Permintaan Jokowi Hentikan Kasus E-KTP Ditolak, Muncul Isu Taliban hingga Revisi UU KPK
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta
-
Bukan Drama Hukum, Nadiem Makarim Dibantarkan dari Sel Tahanan karena Sakit Ambeien
-
Jejak Riza Chalid Terus Diburu, Kejagung Periksa Saksi Kunci Korupsi Pertamina
-
Kejagung 'Skakmat' Protes Hotman Paris: Penyidik Punya Alasan Tertentu
-
Erick Thohir Bongkar Anggaran Kemenpora 'Seret': Cuma Bisa Kirim 120 Atlet ke SEA Games?
-
Kurir Gagalkan Penipuan Modus Paket Kosong, Pelaku Panik Langsung Kabur
-
Curhat Ahli Gizi Program MBG: Buat Siklus Menu Sehat Ujung-ujungnya Gak Terpakai
-
Presiden Prabowo Sebut Kesalahan Sistem Jadi Penyebab Kebocoran Anggaran Negara