Suara.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menilai, tak ada yang salah dari ikhtiar Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terkait gelaran sembako murah untuk rakyat. Ia meminta kepada semua pihak agar tidak mendiskreditkan langkah Heru itu, karena mengikuti Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Diketahui, isi paket sembako tersebut meliputi FS Beras Nusantara 5 kg; Minyakita 2 liter; FS Gula Hijau 1 kg; dan FS Tepung Terigu 1 kg.
Paket sembako murah dengan harga Rp100.000 itu dinilainya sangat meringankan warga, karena biasanya harga pasaran menyentuh Rp150.000.
Rani menjelaskan, langkah baik memang tidak selalu diterima positif. Seperti halnya Heru yang membagikan bantuan sembako kepada warga justru dipolitisasi karena salah satu tas belanja berwarna biru muda atau identik dengan salah satu pasangan calon (paslon) Capres dan Cawapres.
Padahal kata Rani, terdapat warna lain juga dalam tas belanja yang dipakai Heru. Sementara yang viral di media sosial, justru saat membagikan sembako murah dengan tas belanja warna biru muda.
“Ya memang memang serba salah di tahun politik apalagi masa kampanye saat ini setiap perbuatan baik jadi sensitif dan penuh kecurigaan, perkara kantong atau tas berwarna saja jadi ‘gorengan’ politik,” kata Rani pada Jumat (9/2/2024).
Rani mengatakan, distribus sembako murah yang dilakukan Heru merupakan bentuk kepedulian kepada warganya. Apalagi dia suka mendapat permintaan dari warga soal sembako yang diberikan pemerintah daerah.
“Apa pun alasannya itu yang dilakukan Pak Heru selaku Pj Gubernur dalam kegiatan bantuan sembako murah sebagai bentuk peduli kepada masyarakatnya dan memang masih banyak yg membutuhkan,” jelasnya.
Dia mengajak, publik untuk mengapresiasi perhatian Heru lewat pemberian sembako kepada rakyatnya. Apalagi duit pemerintah yang tersimpan di dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bersumber dari pajak dan uang retribusi rakyat.
Baca Juga: Bukti dari Menteri Basuki Bahwa Pembebasan Lahan Proyek Sodetan Ciliwung Mandek 5 Tahun
“Jadi kita apresiasi saja dan tetap berpikir positif demi tercipta suasana damai meski saat dalam masa suasana Pemilu. Urusan netral atau apalah namanya kembalikan ke manusianya masing-masing,” ujar Rani.
Dia meyakini, pembagian sembako murah yang dilakukan Heru tentu tidak akan viral jika tas belanja yang terfoto adalah warna lain. Apalagi yang dia tahu, Pemprov DKI juga menyediakan tas belanja dengan ragam warna saat pembagian bansos.
“Iya mungkin karena kantongnya biru, coba kalau kantongnya yang merah kefoto, pasti juga nggak jadi heboh,” tuturnya.
Sekretaris DPD Partai Gerindra DKI Jakarta ini mengajak publik untuk meredam sentimen dan egonya masing-masing dalam jelang perhelatan Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 mendatang. Jangan sampai polemik ini berkepanjangan dan kian meruncing, sehingga mengganggu kondusivitas di Ibu Kota.
“Yuk kita tetap bisa jaga ego masing-masing demi tercipta Pemilu damai, persatuan dan kesatuan tetap diutamakan. Jangan lupa gunakan hak pilih, dan jangan golput,” jelas Rani.
Sebelumnya, Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni berkomentar melalui akun Instagram miliknya, Sahroni terkesan gagal fokus usai melihat warna tas sembako murah bertuliskan "Sukses Jakarta untuk Indonesia" milik Pemprov DKI Jakarta yang sama dengan ciri khas capres 02 Prabowo-Gibran itu.
Berita Terkait
-
Bawaslu Sebut Warna Biru Di Kantong Sembako Murah Pj Gubernur DKI Tak Terkait Parpol Tertentu: Maknanya Universal
-
Bantah Program Sembako Murah Bermuatan Politik, Heru Budi: Kami Hanya Membantu Masyarakat
-
Bungkus Sembako Murah Berubah Warna, Ahmad Sahroni: Lama-lama Bendera Bisa Ganti Warna!
-
Pj. Gubernur Heru Pimpin Apel Kerja Bakti Massal "Bakti Kita untuk Jakarta"
-
Inflasi Terkendali dan Ekonomi Jakarta Terus Tumbuh, Pengamat: Koordinasi Jadi Kunci
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jokowi Ngotot Prabowo-Gibran 2 Periode, Manuver Politik atau Upaya Selamatkan Ijazah Gibran?
-
Siapa Tony Blair? Mendadak Ditunjuk Jadi Pemimpin Transisi Gaza
-
Dian Hunafa Ketahuan Bohong? Pembelaan Ijazah Gibran Disebut Sesat, Gugatan Rp125 T Terus Bergulir!
-
Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
-
Terungkap! 2 Bakteri Ganas Ini Jadi Biang Kerok Ribuan Siswa di Jabar Tumbang Keracunan MBG
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Cak Imin: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Lanjut, Kasus Keracunan Hanya 'Rintangan' Awal
-
Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
-
Misteri 'Kremlin' Jakarta Pusat: Kisah Rumah Penyiksaan Sadis Era Orba yang Ditakuti Aktivis
-
Adu Pendidikan Rocky Gerung vs Purbaya yang Debat Soal Kebijakan Rp200 Triliun