Suara.com - Calon Presiden atau Capres Anies Baswedan mengungkapkan pendapatnya mengenai adanya dugaan kecurangan yang mengakibatkan suara PSI naik tajam beberapa hari terakhir. Hal ini pula membuat Anies meminta agar Pemerintah bertanggungjawab
"Jangan sampai peristiwa-peristiwa yang berupa penyimpangan lolos dari pengawasan, dan yang penting lagi jangan sampai terjadi," ujar Anies saat ditanya awak media.
Anies pun mengharapkan apa yang diduga terjadi penyelewengan akan merusak kepercayaan masyarakat pada Pemilu.
"Begitu menjadi kejadian seperti ini, kepercayaan masyarakat merusak Pemilu," ujarnya.
"Jangan sampai membuat Pemilu cacat, nila setitik rusak susu sebelanga. Maka akan merusak semua, hilang terhadap proses Pemilu kemarin. Pemerintah juga harus bertanggungjawab," ujar Anies yang mengharapkan pada Partai yang ketuanya anak Presiden hendaknya akan lebih dilakukan pengawasan.
Baca Juga:
Calon Mantu Alumnus di Prancis, Susi Pudjiastuti Sampai Dipaksa Anies untuk Kejar Paket C
Siti Atikoh Ungkap Omongan Ganjar soal Urusan Ranjang yang Membuatnya Makin Cinta
"Walaupun ketua anaknya Presiden, apapun bisa dilakukan pada partai anak Presiden, harusnya pengawasan lebih ketat lagi. Jajaran di bawah, walau tanpa diperintah, insiatif-inisiatif bisa terjadi itu," ucap Anies.
Baca Juga: Romy PPP Ungkap Dua Modus Operasi Loloskan Partai Mawar ke Senayan
Dia pun mengungkapkan sedari awal mengharapkan agar masyarakat terus mengawasi jangan sampai terjadi penyelewenangan.
i"Saya berharap teman-teman media, masyarakat pantau. Jika ada dilindungi, jika tidak ada, jangan diada-adakan, Pemilu harusnya membanggakan, jangan yang memalukan
"Rakyat juga memantau dan mengundang kegelisahan. Mungkinkah ada kejadian serupa yang tidak diketahui," ucapnya.
Karena menurut Jokowi, kecurangan paling khawatir mengenai keterbukaan dan transparansi.
Berita Terkait
-
Romy PPP Ungkap Dua Modus Operasi Loloskan Partai Mawar ke Senayan
-
Suara PSI Meledak Di Sirekap, KPU: Sumber Utama Hasil Pemilu Adalah Foto C Plano
-
Kaget Ledakan Suara PSI di Sirekap, Eks Kader: Jejak Digital Tidak Bisa Bohong
-
Pengamat: Kalau PSI Lolos Parlemen, Lembaga Quick Count atau KPU Harus Diaudit
-
Netizen Ungkap Kronologi Suara PSI Naik Drastis, Data KPU Menggelembung?
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Terjaring OTT KPK, Langsung Dibawa ke Gedung Merah Putih
-
KPK Amankan 10 Orang saat Lakukan OTT di Bekasi, Siapa Saja?
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona