Suara.com - Joko Widodo yang emban tugas sebagai seorang Presiden di mata politisi PDIP Henry Yosodiningrat telah melakukan kejahatan sistemik yang berakibat pada demokrasi di Indonesia diambang kematan.
Kejahatan sistemik yang dimaksud oleh Henry ialah bagaimana Jokowi selama kontestasi Pilpres 2024 melakukan banyak hal bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi.
"Kita sama-sama melihat bahwa ini adalah suatu kejahatan yah, khususnya saya yang mengatakan ya. Ini adalah suatu kejahatan yang sistemik (dugaan kecurangan Pilpres 2024). yang sudah dilakukan oleh penguasa," ucap Henry saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, Senin (11/3).
Baca juga:
Sosok penguasa yang dituding Henry telah melakukan kejahatan sistemik ialah Jokowi. Menurut Henry, Jokowi telah merancang hal negatif yang pada akhirnya membuat kondisi demokrasi Indonesia pasca Pilpres 2024 terancam mati.
"Dalam hal ini, saya katakan sajalah, Jokowi ya karena semua ini akibat ulah dari, akibat dari satu, ya sudah dirancang sedemikan rupa oleh Jokowi untuk menciptakan ini," jelasnya.
"Ujung-ujungnya akan membunuh demokrasi. Demokrasi udah di ujung kematian. Nah saya melihat teman-teman yang lain juga melihat itu. Sehingga tidak ada satu alasan yang bisa membuat kita tidak bergerak untuk mencegah agar hal lebih parah tidak terjadi," sambung Henry.
Di podcast itu, Henry juga tegaskan bahwa Jokowi bukan lagi kader PDIP. Henry lebih lanjut menyebut ayah dari Gibran Rakabuming Raka itu sebagai penjahat demokrasi.
Baca juga:
Baca Juga: Henry Yosodiningrat: Jokowi Bukan Kader PDIP, Dia Pengkhianat dan Penjahat Demokrasi
Hal ini menjadi penting bagi publik untuk mengetahui sebenarnya seperti apa kondisi relasi PDIP dengan Jokowi pasca Pilpres 2024.
"Kita lihat 'kerusakan' itu kan diawal dengan majunya atau dipaksakannya putra dari Jokowi untuk menjadi calon wakil presiden. Dengan cawe-cawe ke MK, eh kebetulan iparkan. Ke KPU, menerima pendaftaran, padahal waktu itu masih gunakan undang-undang yang lama, masih gunakan PKPU yang lama," jelas Henry.
"Di sini sudah terlihat, sudah terencana semua. Siapa yang merencakan, siapa pelakunya? Ya Jokowi dengan melakukan intervensi terhadap hukum, kemudian juga kepada pelaksana pemilu," sambungnya.
Lebih lanjut, Henry menjelaskan bahwa dengan semua paparan itu, Jokowi bukan seperti kader PDIP. Tegas, Henry menyebut bahwa dulu Jokowi memang kader PDIP namun untuk saat ia adalah kader yang berkhianat.
Baca juga:
Tak hanya itu, di mata Henry Yosodiningrat, Jokowi telah melakukan kejahatan demokrasi selama kontestasi Pilpres 2024.
Berita Terkait
-
Henry Yosodiningrat: Jokowi Bukan Kader PDIP, Dia Pengkhianat dan Penjahat Demokrasi
-
Rekapitulasi KPU: Prabowo Panen 3,6 Juta Suara Di Sumsel, Bagaimana Dengan Anies Dan Ganjar?
-
Viral Detik-detik Presiden Jokowi Hampir Kecelakaan Saat Riding dengan Motor Custom
-
Riuh Anies Singgung Pejabat dengan Ijazah Palsu, Sindir Gibran dan Jokowi?
-
Anies Baswedan Mantan Direktur Lembaga Survei, Aneh Kalau Tidak Percaya Quick Count
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu