Suara.com - Sebanyak 14 anggota TNI diperiksa terkait kasus pengeroyokan empat warga sipil yang ditemukan tergelatak dalam kondisi babak belur di depan Polres Metro Jakarta Pusat pada Kamis (28/3/2024) dini hari.
Danpomdam Jaya Brigjen CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar menyebut 14 anggota TNI ini berasal dari berbagai satuan. Dari 14 anggota yang telah diperiksa, delapan di antaranya telah diamankan.
"Enam lainnya akan menyusul,” kata Irsyad di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2024).
Irsyad memastikan seluruh anggota yang terlibat penganiayaan ini akan diproses hukum. Selain juga akan dijatuhi sanksi disiplin.
"Masih lakukan pemeriksaan. Hukum seberat-beratnya pasal penganiayaan, mungkin akan berpotensi dipecat," ujar dia.
Sementara Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro menuturkan peristiwa pengeroyokan ini berawal dari adanya seorang pedagang di Pasar Cikini, Menteng, Jakarta Pusat yang dipalak sekelompok preman bernama Odi Rohyadi (30), Fazli Destiandi Putra (28), dan Maulana (23).
Pedagang tersebut kemudian mengadu kepada anaknya yang merupakan anggota TNI bernama Prada Lukman. Karena tak terima orang tuanya dipalak, Prada Lukman lantas mengajak empat temannya ke Pasar Cikini untuk mencari preman tersebut pada Rabu (27/3) dini hari.
“Kemudian, terjadi cekcok mulut dan anggota TNI diteriaki maling," tutur Susatyo.
Empat teman Prada Lukman saat itu berhasil lari. Sementara Prada Lukman yang tertinggal kemudian ditarik ke sebuah rumah kosong lalu diikat dan dikeroyok salah satu preman bernama Maulana.
Tak lama setelah kejadian, Polsek Menteng berhasil menangkap Odi dan mengevakuasi Prada Lukman ke rumah sakit. Kemudian sekitar pukul 17.00 WIB dua rekan Odi, yakni Maulana dan Fazli berhasil ditangkap.
"Odi Rohadi perannya memprovokasi, meneriakkan maling, kemudian membawa ke rumah kosong. Fazli ini perannya membawa tali karena Prada Lukman diikat. Kemudian Maulana, perannya melakukan pemukulan," jelas Susatyo.
Datangi Polres Jakpus
Tak lama setelah tiga preman tersebut ditangkap, sejumlah anggota TNI kemudian mendatangi Polres Metro Jakarta Pusat untuk memastikan seluruh pelaku telah diamankan.
Namun karena jumlah anggota TNI yang datang semakin banyak, Polres Metro Jakarta Pusat lalu menghubungi Garnisun untuk membantu memberikan pengertian.
"Sekitar pukul 01.00 tiba-tiba di jalan raya depan Polres Jakpus tergeletak empat orang dalam kondisi terluka," ujar Susatyo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Biar Talas dan Sagu Tak Dianggap Makanan Kelas Bawah, Mendagri Minta Daerah Gandeng Ahli Kuliner
-
Usut Kasus CSR, KPK Panggil Politikus Nasdem Rajiv
-
Johnson Panjaitan Wafat: Advokat HAM Pemberani, Mobil Ditembak, Kantor Digeruduk Nyali Tak Ciut
-
Pemerhati Dorong Penegakan Hukum Humanis Bagi Korban Narkoba: Harus Direhabilitasi, Bukan Dipenjara
-
Geger WNA Israel Punya KTP Cianjur, Bupati Tegaskan 100 Persen Palsu: NIK Tak Terbaca Sistem
-
Dua Tersangka Kasus Suap Bupati Kolaka Timur Dipindahkan ke Kendari, Sidang Siap Dimulai!
-
WNA Israel Punya KTP Cianjur Viral di Medsos, Kok Bisa Lolos? Ini Faktanya
-
Baru Bebas, Dua Residivis Curanmor Nyamar Jadi Driver Ojol dan Beraksi Lagi
-
Geger Ijazah Jokowi, Petinggi Relawan Andi Azwan: Yang Nuding Palsu Itu Teroris!
-
Pemprov DKI Tertibkan Pasar Barito, Pramono: Kami Sangat Humanis, Manusiawi Sekali