Suara.com - Sembilan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari berbagai periode berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dalam pesannya, mereka meminta Jokowi untuk selektif menentukan panitia seleksi atau pansel calon pimpinan KPK dan anggota Dewan Pengawas KPK.
Adapun sembilan eks pimpinan KPK yang berkirim surat ke Jokowi, Erry Riyana Hardjapamekas (2003-2007), Mochamad Jasin (2007-2011), Mas Achmad Santosa (2009), Busyro Muqoddas (2010-2014), dan Adnan Pandu Praja (2011-2015). Kemudian, Abraham Samad (2011-2015), Laode M Syarif ( 2015-2019), Basaria Panjaitan (2015-2019), dan Saut Situmorang (2015-2019).
"Kami berharap Bapak Presiden Joko Widodo dapat mempertimbangkan sejumlah kriteria sebelum memilih figur-figur yang akan menjadi panitia seleksi komisioner dan Dewan Pengawas KPK," tulis mereka dalam surat dikutip Suara.com, Minggu (19/5/2024).
Mereka mengajukan beberapa kreteria yang dapat dipertimbangkan Jokowi, pertama integritas.
Menurut mereka nilai integritas ini tidak hanya dibuktikan dengan rekam jejak hukum, akan tetapi juga menyangkut etika.
Kedua, kompetensi, mereka meminta figur yang dipilih harus benar-benar memahami kondisi pemberantasan korupsi secara umum dan yang terkini, sehingga panitia seleksi bekerja berdasarkan realita permasalahan yang faktual.
Ketiga, independen, diharapkan tidak memiliki afiliasi dengan kelompok, institusi, atau partai politik tertentu. Mereka menegaskan independen menjadi krusial guna meminimalisir adanya konflik kepentingan saat menjalankan tugas sebagai panitia seleksi.
Baca Juga: Game Over! Jokowi Disebut Sudah Bukan Kader PDIP usai Tak Diundang ke Rakernas
Surat yang berisi sejumlah catatan tersebut dikirimkan sembilan pimpinan KPK bukan tanpa alasan. Mereka merujuk pada sistuasi KPK dan pemberantasan korupsi di tanah air.
Seperti temuan Transparency International, skor Indeks Persepsi Korupsi tahun 2023 mengalami stagnasi pada angka 34. Sedangkan dari sisi peringkat, Indonesia juga turun tajam, dari 110 ke 115.
Kondisi KPK pun mengalami hal serupa, menurut mereka. Rentetan pelanggaran etik, persoalan hukum, turut mewarnai kepemimpinan Komisioner KPK masa jabatan 2019-2024. Sejalan dengan hal itu, berdasarkan data dari sejumlah lembaga survei, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap KPK perlahan mulai pudar.
"Bapak Presiden, situasi semacam ini membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah untuk kembali meningkatkan performa KPK seperti sedia kala. Momentum perbaikan terbuka lebar dengan pergantian Komisioner KPK yang tak lama lagi akan dilangsungkan. Namun, sebelum masuk lebih jauh pada proses penjaringan calon Komisioner dan Dewan Pengawas KPK, pemilihan Panitia Seleksi patut menjadi perhatian," pesan mereka dalam surat.
Berita Terkait
-
Game Over! Jokowi Disebut Sudah Bukan Kader PDIP usai Tak Diundang ke Rakernas
-
Tak Undang Presiden di Rakernas, Relasi PDIP dan Jokowi Dianggap Sudah 'The End'
-
Deretan Bandara Mangkrak di Era Jokowi, Negara Rugi Berapa Triliun?
-
Alasan Belum Siap Bela Diri di Depan Dewas KPK, Nurul Ghufron Minta Sidang Etiknya Diundur Senin Depan
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
9 Mobil Bekas Paling Lega dan Nyaman untuk Mengantar dan Jemput Anak Sekolah
-
Belum Sebulan Diluncurkan, Penjualan Toyota Veloz Hybrid Tembus 700 Unit
-
Kekayaan dan Gaji Endipat Wijaya, Anggota DPR Nyinyir Donasi Warga untuk Sumatra
-
Emiten Adik Prabowo Bakal Pasang Jaringan Internet Sepanjang Rel KAI di Sumatra
-
7 Sepatu Lari Lokal untuk Mengatasi Cedera dan Pegal Kaki di Bawah 500 Ribu
Terkini
-
Sidang Perkara Tata Kelola Minyak, Kerry Riza Bantah Intervensi Penyewaan Kapal Oleh Pertamina
-
Kurangi Risiko Bencana Hidrometeorologi, KLH Dukung Penanaman Pohon di Hulu Puncak
-
Penasihat DWP Kemendagri Tri Tito Karnavian Tegaskan Kualitas Manusia Indonesia: Mulai dari Keluarga
-
Trotoar 'Maut' di Tugu Yogyakarta, Pedestrian Jogja Belum Ramah Difabel
-
Menunjuk Hidung Menteri di Balik Bencana Sumatra, Siapa Paling Bertanggung Jawab?
-
Tambang Disebut Jadi Biang Kerok Gaduh PBNU, Begini Kata Gus Yahya?
-
Pemprov DKI Tanggung Seluruh Biaya Pemakaman Korban Kebakaran Maut Kemayoran
-
Cerita Hasto Pernah Tolak Tawaran Jadi Menteri: Takut Nggak Tahan Godaan
-
Amnesty International Beberkan 36 Video Kekerasan Polisi di Demo Agustus Lalu
-
Anggap Islah Jalan Satu-satunya Selesaikan Konflik PBNU, Gus Yahya Ngaku Sudah Kontak Rais Aam