Suara.com - Fenomena aneh yang membingungkan telah diamati di Death Valley, California yang terkenal akan gurunnya yang ekstrem. Batu-batu besar dan berat di Taman Nasional Death Valley telah ditemukan bergerak melintasi lanskap yang tandus, meninggalkan jejak yang menyerupai jejak di belakangnya.
Para ilmuwan dan peneliti telah menyelidiki fenomena ini sejak pertama kali diamati pada tahun 1930-an. Awalnya, diyakini bahwa batu-batu tersebut dipindahkan oleh angin kencang atau banjir.
Namun, studi ekstensif menunjukkan bahwa teori ini tidak cukup menjelaskan pergerakan yang tidak biasa dari batu-batu tersebut.
Pada tahun 2014, sekelompok peneliti dari University of California, Berkeley menerbitkan penelitian yang mengusulkan penjelasan baru.
Mereka menemukan bahwa ketika tanah di bawah batu-batu tersebut basah akibat hujan lebat atau salju yang mencair, lapisan tipis es terbentuk di antara batu dan tanah. Lapisan es ini bertindak sebagai pelumas, memungkinkan batu-batu tersebut bergerak lebih mudah saat angin bertiup.
Ketika es mencair, batu-batu tersebut akan menetap kembali di posisi semula. Namun, jika angin tetap kuat selama berjam-jam atau berhari-hari, batu-batu tersebut dapat berpindah jarak yang cukup jauh.
Fenomena batu berjalan di Death Valley telah menjadi daya pikat bagi para wisatawan dan ilmuwan. Tur berpemandu tersedia untuk menyaksikan keajaiban alam ini secara langsung.
Para ilmuwan terus mempelajari fenomena tersebut, berharap mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang proses geologi unik yang terjadi di salah satu tempat paling ekstrem di Bumi.
Baca Juga: Arti Emoji Batu di WhatsApp, Ternyata Ada Makna Tersembunyi!
Berita Terkait
-
Main Paralayang, Ekspresi Bocil Ini Jadi Perhatian: Antara Takut dan Pelampiasan
-
Ziarah ke Makam, Krisdayanti Berterima kasih kepada Sosok Mbah Tu
-
Warga Miskin di Daerah Ini Dapat Jatah Subsidi 200 Jutaan untuk Beli Mobil Listrik, "Pemprov"-nya Patut Dicontoh
-
Arti Emoji Batu di WhatsApp, Ternyata Ada Makna Tersembunyi!
-
PBNU: Tambang Batu Bara Itu Anugerah Allah, Jangan Dibilang Najis
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri