Suara.com - Warga Kampung Baru, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, menggelar aksi protes di depan pintu masuk kendaraan proyek perumahan Alam Sutera. Mereka menggelar aksi protes buntut pembangunan yang dilakukan oleh PT Alam Sutera karena dinilai berdampak pada lingkungan warga.
Ketua Paguyuban Kampung Batu Berkah (PKBB), Opan mengatakan, pembuangan air bekas pengerjaan proyek yang dibuang langsung ke arah pemukiman warga, yang menyebabkan banjir dan terjadinya genangan air diberbagai titik pemukiman warga.
“Hujan lebat kemarin telah menyebabkan naiknya air kali dan timbulnya genangan air diberbagai titik perkampungan warga. Keadaan tersebut menjadi semakin buruk akibat aliran pembuangan air dari proyek Alam Sutera yang masuk ke Pemukiman warga,” kata Opan, dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Suara.com, Minggu (4/8/2024).
Opan meminta, agar warga bisa bertemu dengan perwakilan Management PT Alam Sutra untuk menyampaikan keluhan dan aspirasinya secara langsung.
Kemudian, kata Opan, warga juga menuntut agar PT Alam Sutra membuka akses jalan bagi warga yang telah tertutup akibat proyek dan sangat mengganggu mobilitas dan berbagai aktifitas warga.
“Proyek Suvarna Sutera PT Alam Sutera di kampung baru mempunyai dua Cluster, yaitu Cluster Asta dan Cluster Basanta,” ucapnya.
Pembangunan Cluster Asta dan Basanta merupakan sebagian dari total seluruh Proyek PT Alam Sutra di atas lahan seluas 2.600 Hektar yang berada di Wilayah Kabupaten Tangerang.
Pembangunan dua cluster tersebut dianggap banyak menimbulkan dampak terhadap warga kampung baru, mulai dari penutupan akses jalan, longsor, bising sampai tengah malam serta berbagai dampak ekonomi sosial bagi warga kampung baru.
“Ancaman dampak paling mengkhawatirkan warga saat ini adalah ancaman penggusuran yang akan menyebabkan warga kehilangan tanah, rumah dan, berbagai properti lainnya,” ujarnya.
Baca Juga: Truk Boks Terbakar usai Kecelakaan di Tol Tangerang-Merak, Sang Sopir jadi Korban
Selama ini, kata Opan, PT Alam Sutera tidak pernah melakukan konsultasi kepada warga sebagai bentuk kepatuhan perusahaan atas hukum Internasional tentang perlindungan keamanan sosial, ekonomi dan lingkungan yang dimandatkan dalam ketentuan Bisnis dan HAM serta Free Prior Inform and Consent (FPIC) yang diatur dalam Konvensi dan deklarasi perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyangkut perlindungan HAM dan perlindungan hak masyakarat yang berpotensi terdampak proyek.
“Artinya, perusahaan telah melanggar ketentuan dasar perlindungan atas HAM, lingkungan, sosial dan ekonomi bagi warga terdampak. Demikian juga pemerintah, telah melakukan pelanggaran karena membiarkan perusahaan berlaku semena-mena dan mengabaikan hak warga,” terang Opan.
Opan menyampaikan, warga tidak menolak pembangunan ataupun program pemerintah lainnya, namun warga hanya ingin diakui keberadaan dan dilindungi haknya, serta diperlakukan secara adil dan bermartabat.
“Kami selaku warga kampung baru RT/RW. 004/007 Desa Sindang Panon, Sindang Jaya Kabupaten Tangerang, berharap agar ada solusi atas semua dampak proyek yang dialami warga dan ada tindakan baik yang bertanggungjawab dari PT Alam Sutra,” imbuhnya.
Berita Terkait
-
Truk Boks Terbakar usai Kecelakaan di Tol Tangerang-Merak, Sang Sopir jadi Korban
-
Info Lokasi Nonton Bareng Nobar Timnas Indonesia vs Thailand U-19 di Kabupaten Tangerang, Tak Jauh dari BSD Serpong
-
Iis Dahlia Komentari Pengusungan Marshel Widianto Jadi Calon Wakil Wali Kota Tangsel: Mikir-mikir Lagi Deh
-
Kaesang Pangarep Pasang Badan, Yakin Marshel Widianto Bisa Pimpin Tangsel
-
Resmi! Partai Demokrat Usung Riza-Marshel di Pilwalkot Tangerang Selatan 2024
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Seoharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
Terkini
-
Warning Wamenkum! Semua Tahanan di Indonesia Bisa Bebas Jika Aturan Ini Tak Segera Disahkan DPR
-
Kejagung Sita Sederet Tanah Zarof Ricar di Riau Senilai Rp35 Miliar, Aset Atas Nama Anak-anaknya!
-
Benteng Terakhir PDIP Runtuh! Prabowo Copot Hendrar Prihadi, Sinyal 'Sapu Bersih' Kabinet?
-
Jadi Menpora, Erick Thohir Wajib Mundur dari PSSI? Pakar: Sah, Asal Penuhi 1 Syarat Ini
-
Di Balik Papan 'Bensin Habis' Ada Kabar Getir Pegawai SPBU Swasta yang Takut Dirumahkan
-
2 Kasus Baru Keracunan Massal MBG Tak Masuk KLB, Publik Murka ke Pemerintah: Tunggu Mati Dulu?
-
Usut Korupsi RSUD Kolaka Timur, KPK Periksa Kasi Pidsus Kejari Kolaka
-
Bantah Kesejahteraan Jadi Pemicu, TNI AD Duga Prajurit Kopassus Terlibat Penculikan Karena Ini
-
Rismon Bongkar Lagi Keganjilan Ijazah Jokowi, Foto Satu-satunya Berkacamata di Indonesia
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar