Suara.com - Olimpiade Paris 2024 telah berakhir, banyak yang merayakan kerja keras dan kemenangan para atlet top negaranya.
Namun, ada satu warga Malaysia yang mendapat kecaman karena mempermasalahkan cara olahragawan mereka berpakaian selama kompetisi.
Dalam postingan media sosial yang kini sudah dihapus, netizen tersebut membagikan dua foto pebulutangkis. Salah satunya menampilkan pemain ganda putri Malaysia Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan dengan kaus tanpa lengan, sementara yang lainnya menampilkan sepasang wanita Muslim yang berpakaian konservatif.
Judulnya, yang aslinya ditulis dalam bahasa Melayu, berbunyi: “Semoga Malaysia mewajibkan para pemain bulutangkis negara kita untuk menutupi bagian tubuh mereka. Jika mereka menolak, mereka akan dicabut kewarganegaraannya karena menghina Islam.”
Tangkapan layar postingan tersebut kemudian dibagikan di Facebook oleh aktivis hak asasi manusia Malaysia, Siti Kasim.
Dia menyebut “pemikiran ofensif dan regresif”, dan menambahkan bahwa dia “tidak terkejut” bahwa ada orang-orang dengan pola pikir seperti itu.
“Kita harus melihat akar permasalahan dari pola pikir ini. Jika kita tidak mengatasi akar masalahnya, maka akar permasalahannya akan terus menular ke akar lainnya. Akhirnya seluruh pohon akan mati,” lanjutnya.
Postingan Siti Kasim kemudian menjadi viral, dan banyak orang Malaysia yang setuju dengannya.
Banyak orang yang menyatakan bahwa Pearly dan Thinaah bukan Muslim, dan tidak menganut keyakinan yang sama.
Baca Juga: Megawati: Sarawak, Sabah Itu Seharusnya Masuk Kita
Salah satu tanggapan yang sangat populer berbunyi: “Agama Anda tidak melarang saya melakukan apa pun. Itu melarangmu. Pelajari perbedaannya.”
Yang lain juga setuju bahwa “agama tidak boleh dimasukkan ke dalam olahraga”, dan tidak ada yang menghina pakaian mereka.
“Kalau lihat kulitnya, kamu masalahnya,” tegas netizen lainnya.
Postingan aslinya telah dihapus dan netizen menonaktifkan akunnya, kemungkinan besar karena reaksi balik yang mereka hadapi.
Pearly dan Thinaah melaju ke semifinal nomor ganda putri, namun gagal meraih medali perunggu setelah dikalahkan oleh duo Jepang Chiharu Shida dan Nami Matsuyama.
Tag
Berita Terkait
-
Peluang Emas! Gregoria Mariska Berpotensi Raih Juara di Japan Open 2024
-
4 Pemain Asing Ini Berpotensi Jadi Naturalisasi Baru Timnas Malaysia
-
Remaja 14 Tahun Ditangkap usai Menyamar Jadi Dokter di Rumah Sakit Serdang
-
He Bing Jiao, Peraih Medali Perak Olimpiade Paris 2024 Nyatakan Pensiun
-
Megawati: Sarawak, Sabah Itu Seharusnya Masuk Kita
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa