Suara.com - Ayah dari dokter residen berusia 31 tahun yang ditemukan diperkosa dan dibunuh secara brutal di Sekolah Tinggi Kedokteran dan Rumah Sakit RG Kar Kolkata pada tanggal 9 Agustus menggambarkan momen yang menghancurkan ketika dia menemukan tubuh putrinya. Berbicara kepada NDTV, sang ayah, yang masih belum pulih dari tragedi tersebut, teringat menerima telepon pada larut malam, yang memberitahukan kepadanya bahwa putrinya diduga meninggal karena bunuh diri.
“Saya menerima telepon pada jam 11 malam, sampai di rumah sakit pada jam 12 pagi, dan baru pada jam 3.30 saya akhirnya melihat jenazahnya,” kenangnya. "Hanya aku yang tahu apa yang kualami saat melihatnya. Tidak ada pakaian di tubuhnya. Dia hanya terbungkus sprei. Kakinya terbuka, dengan satu tangan di atas kepalanya."
Insiden ini telah memicu protes nasional di seluruh negeri dan Asosiasi Medis India (IMA) melakukan pemogokan selama 24 jam dari tanggal 17-18 Agustus.
“Kami telah kehilangan segalanya; kami tidak punya apa-apa lagi. Kami menginginkan keadilan,” kata sang ayah.
“Semua skema Mamata Banerjee, skema Kanyashree, skema Lakshmi semuanya palsu. Siapa pun yang ingin memanfaatkan skema ini, sebelum memanfaatkannya, silakan lihat apakah Lakshmi Anda di rumah aman,” katanya.
Orang lain yang menjadi pusat penyelidikan adalah mantan kepala sekolah RG Kar Medical College, Sandip Ghosh, yang tindakannya setelah kejahatan tersebut sedang diawasi dengan cermat. Ghosh, yang mengundurkan diri dari jabatannya hanya dua hari setelah jenazahnya ditemukan, telah diinterogasi oleh CBI selama beberapa hari.
Para penyelidik sedang memeriksa catatan teleponnya dan mengamati perilakunya sebelum dan sesudah kejadian. Salah satu fokus utamanya adalah mengapa dia membuat orang tua korban menunggu hampir tiga jam sebelum mengizinkan mereka melihat jenazah putri mereka.
CBI juga sedang menyelidiki apakah ada tindakan yang direncanakan sebelumnya dalam kejahatan tersebut dan apakah mantan kepala sekolah mempunyai peran di dalamnya.
Berita Terkait
-
Dokter Muda Diperkosa Ramai-ramai dan Dibunuh, Mata Korban 'Menangis Darah'
-
Profil Dokter Aulia Risma Lestari, Mahasiswa PPDS Diduga Bunuh Diri Lantaran Tak Kuat Dirundung Senior
-
Tompi Ikut Soroti Senioritas di Kedokteran: 'Budaya Lama' yang Harus Diubah!
-
Jalan Kusut Korban Permerkosaan Cari Aborsi Aman: Berlomba Dengan Usia Kehamilan Mendapat Keadilan
-
Diduga Lakukan Bullying di Undip, Media Sosial Prathita Amanda Aryani Diburu Netizen: Blacklist Aja Ini Orang!
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah