Suara.com - Indonesia tengah bersiap menuju kedaulatan pangan nasional 2045, tetapi diklaim masih banyak tantangan yang harus diatasi.
Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (YKBBI) berkomitmen mendukung upaya ini dengan berkolaborasi bersama pemerintah daerah dan akademisi untuk mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
YKBBI, yang fokus pada ketahanan dan kedaulatan pangan, baru-baru ini mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema "Membangun Kedaulatan Pangan Menuju Indonesia Emas 2045."
Acara ini dihadiri oleh pakar pertanian dan kelautan, seperti Profesor Rokhmin Dahuri dan Profesor Muladno dari IPB, serta sejumlah pejabat dan akademisi.
Ketua Dewan Pembina YKBBI, Sokhiatulo Laoli, menyatakan bahwa hasil FGD akan disampaikan kepada lembaga terkait, termasuk presiden, untuk mendukung kedaulatan pangan.
"Hasil dari FGD ini akan disampaikan kepada lembaga terkait, termasuk ke dewan hingga pimpinan tertinggi dalam hal ini Presiden," ujar Sokgiatulo Laoli.
"Kami sangat ingin membantu mewujudkan bahwa pada tahun 2045, Indonesia sudah mencaai kedaulatan pangan," imbuhnya.
Dalam diskusi, Rokhmin menyoroti pentingnya produksi pangan domestik untuk mengurangi ketergantungan pada impor, mengingat potensi besar Indonesia untuk mencapai swasembada pangan.
"Kita bicara kedaulatan pangan bila produksi dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan nasional dan tidak lagi mengandalkan impor. Padahal Indonesia punya potensi produksi pangan yang besar untuk berswasembada dan bahkan memenuhi kebutuhan pangan dunia (feeding the world). Namun kinerja di sektor pangan memang kurang baik," ujar Rokhmin.
Baca Juga: Impor Beras di Indonesia Masif, Apa Gagasan Capres-Cawapres 2024 untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan?
"Kami melakukan pendekatan sistem, yaitu subsistem on farm. Melalui sistem itu, kita tidak hanya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan petani dan nelayan dalam memproduksi bahan pangan secara produktif yang efisien dan ramah lingkungan," kata lanjutnya.
"Jadi saya berterima kasih kepada YKBBI yang menggagas diskusi ini soal ketahanan dan kedaulatan pangan. Ini untuk mengingatkan pentingnya kita bersama-sama mewujudkannya. Apalagi, saya menerima informasi bila FGD ini bakal rutin diadakan dan hasilnya disampaikan ke lembaga terkait," imbuhnya.
Sementara itu, Profesor Muladno menyoroti masalah impor daging sapi, yang disebabkan oleh rendahnya kapasitas peternakan lokal.
Suplai peternak lokal sangat kecil. Ini terkait dengan pendidikan peternak. Hampir 86 persen peternak memiliki pendidikan yang tidak tinggi karena hanya setingkat SMP. Selain itu, peternak yang hanya sedikit dan berorientasi mencukupi daging kurban saja. Ini menjadikan suplai untuk masyarakat tak mendukung," kata Muladno.
"Keadaan yang terjadi, sapi jantan ditunggu untuk kurban. Sedangkan yang betina disembelih. Padahal itu pabriknya. Pemilik ternak pun hanya itu-itu saja. Pada akhirnya impor menjadi pilihan paling gampang. Peternak makin menurun yang mengakibatkan kita kekurangan daging. Cara paling gampang, tentu impor. Ini harus dihentikan tapi secara bertahap," imbuhnya.
YKBBI memiliki roadmap jangka panjang untuk menyongsong kedaulatan pangan, dengan melibatkan pemerintah daerah dan akademisi.
Berita Terkait
-
Impor Beras di Indonesia Masif, Apa Gagasan Capres-Cawapres 2024 untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan?
-
Ingin Kerja Sama dengan IPB Soal Kedaulatan Pangan, Ganjar: Tak Usah Tepuk Tangan Kecuali Dukung Saya
-
Gelar Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar, Relawan Sahabat Sandi Dukung Program Kedaulatan Pangan
-
Sebut Drakor yang Dimaksud Jokowi Terjadi di MK, Guru Besar IPB Ingatkan Julukan King of Lip Service
-
Sambangi Taman Agro Eduwisata di Kembangan, Ganjar Berbincang soal Ketahanan Pangan dengan Petani Jakarta
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda
-
Karen Agustiawan Ungkap Pertemuan Pertama dengan Anak Riza Chalid di Kasus Korupsi Pertamina