Suara.com - Israel diguncang oleh gelombang protes besar pada Minggu (1/9), menyusul kematian enam sandera di Gaza. Ratusan ribu warga turun ke jalan di Yerusalem, Tel Aviv, dan kota-kota lainnya, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk berbuat lebih guna membebaskan 101 sandera yang masih ditahan, sepertiga di antaranya diperkirakan telah tewas menurut pejabat Israel.
Di Yerusalem, para demonstran memblokir jalan-jalan dan menggelar aksi di depan kediaman perdana menteri. Sementara itu, di Tel Aviv, jalan raya utama kota dipenuhi oleh pengunjuk rasa yang mengibarkan bendera bergambar para sandera yang tewas. Polisi Israel merespons aksi tersebut dengan menahan 29 orang dan menggunakan meriam air untuk membubarkan massa.
Kematian keenam sandera ini, yang teridentifikasi sebagai Carmel Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi, dan Ori Danino, menambah ketegangan di tengah tuntutan publik untuk segera mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir 11 bulan. Menurut juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, keenam sandera tersebut ditemukan tewas di sebuah terowongan di Rafah, Gaza Selatan, setelah ditembak mati oleh militan Hamas dari jarak dekat.
Netanyahu yang berada di bawah tekanan publik semakin besar untuk mengakhiri perang dan menyetujui kesepakatan gencatan senjata, menegaskan bahwa Israel tidak akan berhenti sampai para pelaku pembunuhan sandera tertangkap.
"Siapa pun yang membunuh sandera, tidak menginginkan kesepakatan," ujarnya.
Namun, pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menuduh Netanyahu sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian para sandera.
“Netanyahu adalah orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan sandera Israel,” ujarnya.
Aksi protes ini juga didukung oleh serikat pekerja Israel yang menyerukan pemogokan umum pada hari Senin, termasuk penutupan Bandara Ben Gurion. Sementara itu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan pemimpin oposisi Yair Lapid turut menyerukan kesepakatan gencatan senjata dan mendukung aksi protes.
Presiden AS, Joe Biden, turut menyuarakan kemarahannya atas kematian para sandera, termasuk Hersh Goldberg-Polin yang merupakan warga negara Israel-Amerika.
Baca Juga: Serangan Udara Israel di Sekolah Gaza Tewaskan 11 Orang, Termasuk Anak-anak
"Para pemimpin Hamas akan membayar atas kejahatan ini. Kami akan terus bekerja tanpa henti untuk mencapai kesepakatan guna membebaskan sandera yang tersisa," tegasnya.
Sementara itu, di Gaza, Israel dan Hamas menyepakati jeda pertempuran selama delapan jam per hari untuk memulai kampanye vaksinasi polio bagi 640.000 anak. Namun, bentrokan di wilayah tersebut terus berlanjut, dengan serangan udara Israel yang menargetkan pusat komando Hamas di Gaza City dan Khan Younis, mengakibatkan puluhan korban jiwa.
Berita Terkait
-
Serangan Udara Israel di Sekolah Gaza Tewaskan 11 Orang, Termasuk Anak-anak
-
"Netanyahu Gagal Selamatkan Mereka!" Oposisi Israel Serukan Penggulingan Pemerintah Usai 6 Sandera Tewas di Gaza
-
Ancaman dari Netanyahu Hentikan Operasional Bandara Internasional Israel, Ternyata Ini Tujuannya
-
Tentara Israel Mundur dari Jalur Gaza, Tinggalkan 10 Jasad Warga Palestina
-
Aksi Pasang Gembok di Kedubes Amerika untuk Dukung Palestina
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!