Suara.com - Desain peta risiko bencana tanah longsor Indonesia berbasis digital dipamerkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada perwakilan negara-negara Asia dan Eropa di acara Asia Disaster Management and Civil Protection Expo, Conference (ADEXCO) dan Global Forum for Sustainable Resilience (GFSR) yang digelar di JIExpo, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Periset Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa mengatakan peta tersebut dibuat dengan mengkombinasikan antara hasil perekaman lapangan wilayah Indonesia yang berisiko tanah longsor dengan teknologi kecerdasan buatan geospasial (Geospasial Artificial Intelligence/Geo-AI).
Teknologi Geo-AI digunakan periset BRIN supaya setiap wilayah Indonesia yang memiliki risiko bencana tanah longsor dapat disajikan seolah-olah nyata atau virtual reality melalui perangkat elektronik, sehingga mudah dimengerti masyarakat.
"Inovasi ini dipersiapkan untuk menjadi acuan masyarakat supaya terhindar dari risiko bahaya bencana tanah longsor akibat banjir, maupun longsor yang dipicu oleh gempa. Juga alat bagi pemerintah, kementerian, dan lembaga untuk mendeteksi, menganalisa hingga cepat mengambil kebijakan pencegahan," ujarnya dikutip Jumat.
Menurutnya, belakangan ini tanah longsor ataupun banjir adalah jenis bencana yang mendominasi di Indonesia, sehingga pihaknya menilai keberadaan peta risiko tersebut menjadi sebuah keharusan.
Merujuk data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mencatat sepanjang 2023, Indonesia mengalami sebanyak 5.400 kejadian bencana dan 95 persennya merupakan bencana hidro-meteorologi seperti banjir dan tanah longsor dengan jumlah korban meninggal dan hilang sebanyak 6.061 orang.
Namun, kata dia, karena ketercukupan pendanaan dan luasnya wilayah Indonesia, sehingga inovasi peta risiko bencana yang digarap oleh para periset BRIN dan akademisi tersebut disiapkan baru sebatas untuk Pulau Jawa.
Dia berharap dengan dikenalkannya desain peta risiko bencana berbasis digital dalam forum ADEXCO dan GFSR dapat membuka kesempatan bagi banyak pihak untuk berinvestasi menyukseskan inovasi yang penting ini.
"Memang dibutuhkan kolaborasi antar-lembaga untuk menjawab tantangan ini. Apalagi saat ini dukungan pendanaan untuk penelitian hanya sebesar 0,04 persen dari produk domestik bruto (PDB)," ungkapnya.
Baca Juga: Teknologi Mitigasi Bencana RI Naik Kelas, Bisa Ekspor ke Luar Negeri
President KORIKA (Collaborative Research and Industrial Innovation in Artificial Intelligence), Hammam Riza juga menekankan perlunya pendekatan terintegrasi dalam menangani masalah pencegahan bencana.
Ia mencatat bahwa kemajuan dalam AI mikroskopis meningkatkan sistem peringatan dini dengan menyediakan informasi yang lebih rinci dan akurat, sehingga meningkatkan pengelolaan risiko terkait bencana.
Dalam acara tersebut, perwakilan Swiss Agency for Development & Cooperation (SDC) Erik Kjaergaard juga menganggap digitalisasi memiliki peran krusial dalam strategi kerjasama internasional.
"Kemajuan teknologi digital memungkinkan analisis data yang komprehensif sehingga mampu meningkatkan pengambilan keputusan dan perencanaan strategis," katanya.
Sementara, Perwakilan Japan International Cooperation Agency, Hiroyuki Yamamoto mengaku negaranya bakal terus mendukung pembangunan infrastruktur yang tangguh di Indonesia.
Salah satu alasan dukungan ini adalah karena Indonesia, seperti Jepang, adalah negara vulkanik yang rawan gempa.
Berita Terkait
-
Mati Lampu Pasca Topan Yagi: Warga Hainan Tak Bisa Beli Roti, Uang Digital Terkunci di Ponsel!
-
Teknologi Mitigasi Bencana RI Naik Kelas, Bisa Ekspor ke Luar Negeri
-
SIG Buat Semen Hijau, Ini Kata BRIN
-
Sudan Dilanda Bencana Terparah dalam Dekad Terakhir, Banjir dan Kolera Merenggut Nyawa Ratusan Orang
Terpopuler
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- Pembangunan Satu Koperasi Merah Putih Butuh Dana Rp 2,5 Miliar, Dari Mana Sumbernya?
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Peringati Hari Pahlawan Besok, Mensos Ajak Masyarakat Mengheningkan Cipta Serentak
-
KPAI: SMAN 72 Bakal Belajar Online, Prioritaskan Pemulihan Psikologis Siswa Usai Ledakan
-
Dinas Pendidikan: SMAN 72 Jalani PJJ Sementara Usai Ledakan, Sekolah Masih Dalam Proses Sterilisasi
-
Menko PMK Pratikno Ajak Masyarakat Aktif Perangi TBC: Cegah Indonesia Jadi Peringkat Satu Dunia!
-
Terungkap! Bocah Bilqis Diculik Saat Main, Dijual Rp3 Juta di Facebook, Ditemukan Selamat di Jambi
-
Pelaku Penembakan Hansip Cakung Ditangkap saat Kabur ke Lampung, Polisi Buru Rekannya
-
Fun Walk DPD RI Catat 2 Rekor MURI, 9 November Ditetapkan Sebagai Green Democracy Day
-
Gus Ipul Pastikan Korban Ledakan SMAN 72 Mulai Membaik, Sejumlah Siswa Sudah Bisa Pulang
-
Surya Paloh: Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional, Pro Kontra Urusan Nanti
-
Dua Korban Ledakan SMAN 72 Masih di ICU RSIJ, Salah Satunya Terduga Pelaku?