Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengkritisi cara kerja dokter di Indonesia yang ternyata sulit bekerja sama secara tim dengan lintas spesialis. Alih-alih bekerja sama, yang terjadi justru antar spesialis saling bersaing untuk mengerjakan prosedur medis tertentu.
Budi menemukan fenomena tersebut sejak pertama kali menjabat sebagai menkes pada Desember 2020 lalu.
"Menarik untuk dilihat, antara satu kelompok spesialis dengan spesialis lain terjadi persaingan mengerjakan prosedur tertentu, waktu saya masuk. Ini jadi isu sangat sensitif, sering terjadi pertarungan 'yang boleh ngerjain cuma saya'. Mereka bisa sangat fierce bertarungnya," ungkap Budi dikutip dari tayangan video podcast bersama Deddy Corbuzier, Rabu (18/9/2024).
Budi mengetahui hal tersebut ketika dirinya ingin menambah kelas pendidikan dokter jantung pembuluh darah sub spesialis intervensi agar bisa memasang chat lab. Prosedur medis itu biasa digunakan untuk mendiagnosis dan menangani berbagai kondisi kelainan jantung dengan invasi minimal.
Budi sampai meminta bantuan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memberikan dana beasiswa kuliah kepada para dokter untuk belajar kembali. Namun, rencana tersebut justru tidak disukai oleh kelompok dokter spesialis penyakit dalam.
"Spesialis penyakit dalam gak suka. Kenapa ngasih hanya spesialus jantung? Saya kan gak ngerti, saya bukan orang kesehatan, saya tanya apa bedanya. Ternyata yang kerjain pasang ring itu ada dua grup, dia bisa spesialis jantung intervensi. Bisa penyakit dalam kardiovaskuler. Yang saya tidak pahami, kedua grup ini bersaing siapa yang bisa melakukan ini," tuturnya.
Persaingan antara dokter jantung dan dokter penyakit dalam itu juga bahkan menyebar hingga jajaran petinggi di rumah sakit pemerintah. Yakni, di Rumah Sakit Harapan Kita, yang menjadi RS pusat layanan penyakit jantung, dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Saya baru belajar, oh ini kejadian. Ada RS Harapan Kita isinya spesialis jantung intervensi semua, tidak ada satu pun Sp.PD-KKV (spesialis penyakit dalam kardiovaskuler). Di RSCM juru kebalikannya. Jadi kelompok-kelompok ini antara satu sama lain bisa sangat fierce," kata Budi.
Untuk menyudahi persaingan tersebut, Budi sengaja merotasi jabatan Direktur medis di kedua rumah sakit tersebut.
Baca Juga: Dilaporkan Nyebar Hoaks Kasus Dugaan Perundungan PPDS Undip, Menkes Budi: Aneh!
"Waktu itu saya iseng saja, Direktur Medis Harapan Kita saya ambil Sp.PD-KKV dari RSCM. Itu yang marah sampai bisa petinggi negara yang dokter. Mereka gak tahu aja 3 bulan kemudian saya taruh dokter spesialis jantung di Direktur Medis RSCM," ujarnya.
Persaingan serupa rupanya juga terjadi di bidang dokter lainnya. Seperti penanganan kemoterapi pada pasien kanker, Budi mengungkapkan, persaingan bisa terjadi antara dokter bedah onkologi dan spesialis hematologi.
"Indonesia itu susah kerja tim. Saya ngomong gini sebagai orang luar ya, banyak orang yang mungkin gak senang dengan ini. Tapi saya rasa ini satu wake up call, yuk kita jangan gini lagi. Ada banyak masalah kesehatan jauh lebih penting," pungkas Budi.
Berita Terkait
-
Cerita Menkes Ditolak Buka Prodi Spesialis, Berujung Kirim Mahasiswa Kedokteran Kuliah di China
-
Emosi Kalina Oktarani Pecah, Gegara Azka Dibilang Kecewa Buntut Kawin Cerai
-
Rasa Sakitnya Sama! Ini Beda Nyeri Haid vs Usus Buntu
-
Dilaporkan Nyebar Hoaks Kasus Dugaan Perundungan PPDS Undip, Menkes Budi: Aneh!
-
Cerita Komika Praz Teguh Dapat Hidayah Sepulang Umrah
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Imbas Insiden Mobil Terabas Pagar, Siswa SDN Kalibaru 01 Belajar Daring
-
RSUD Aceh Tamiang Kembali Buka, Warga Keluhkan Penyakit Kulit dan Gangguan Pernapasan Pascabanjir
-
BGN Tegaskan Mitra MBG Jangan Ambil Untung Berlebihan: Semangka Jangan Setipis Tisu!
-
Plus Minus Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa Restu DPR, Solusi Anti Utang Budi atau Sama Saja?
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?