Suara.com - Kelompok militan Lebanon, Hizbullah, pada hari Minggu menayangkan rekaman audio pemimpinnya yang terbunuh, Hassan Nasrallah, hanya lebih dari dua minggu setelah serangan udara Israel menewaskannya di Beirut selatan.
"Kami mengandalkan Anda... untuk membela rakyat Anda, keluarga Anda, negara Anda, nilai-nilai Anda dan martabat Anda, dan untuk membela tanah suci dan terberkati ini dan orang-orang yang terhormat ini," kata Nasrallah, yang terbunuh pada tanggal 27 September, dalam rekaman yang dikatakan dibuat saat ia berbicara kepada para pejuang kelompok yang didukung Iran tersebut selama manuver militer.
Banyak komandan senior gerakan tersebut juga telah terbunuh.
Militer Israel mengatakan sekitar 115 proyektil yang ditembakkan oleh Hizbullah telah memasuki wilayah Israel pada hari Minggu sore.
Seorang pejuang Hizbullah ditangkap saat keluar dari sebuah terowongan di Lebanon selatan pada hari Minggu, kata militer Israel, pengumuman pertama sejak dimulainya serangan darat.
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Minggu menuduh pasukan Israel menerobos gerbang dan memasuki salah satu posisi mereka di Lebanon selatan.
Ini adalah insiden terbaru dari beberapa insiden yang dilaporkan misi UNIFIL sejak Kamis, yang menyebabkan lima anggota Blue Helmets terluka.
Sekitar pukul 4:30 pagi, saat pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan, dua tank Merkava milik IDF (militer Israel) menghancurkan gerbang utama posisi tersebut dan memasuki posisi tersebut secara paksa di wilayah Ramia, sebelum meninggalkannya 45 menit kemudian, kata pasukan penjaga perdamaian (UNIFIL).
"Pada hari Sabtu, beberapa kilometer (mil) di timur laut, tentara Israel menghentikan pergerakan logistik UNIFIL yang penting di dekat Mais al-Jabal, dan menghalanginya lewat", tambahnya.
Baca Juga: Palestina Desak AS Berhenti Dukung Israel: Patuhi Putusan Mahkamah Internasional
Berita Terkait
-
Emmanuel Macron Minta Benjamin Netanyahu Hentikan Serangan ke Lebanon, Khawatir Hal Ini Terjadi
-
Iran: Amerika Serikat 'Bunuh Diri' Jika Kirim Pasukan Untuk Bantu Israel
-
'Tak Takut Lawan Siapapun' Netanyahu Minta PBB Jauhi Lebanon
-
"Kami Bisa Mati Kapan Saja", Kesaksian Mencekam Staf Medis di Bawah Kepungan Israel di Gaza
-
Palestina Desak AS Berhenti Dukung Israel: Patuhi Putusan Mahkamah Internasional
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Gubernur Bobby Dorong Sinergi Pemerintah dan Dunia Usah, Targetkan Ekonomi Sumut 7,2 Persen
-
Jaksa Ungkap Anak Riza Chalid Foya-foya Rp176 M Uang Sewa BBM Pertamina Buat Main Golf di Thailand
-
Anggota Komisi IX DPR RI Meminta Ada Kelanjutan Program Magang Nasional: Jangan Sampai Mubazir
-
Sakit Pneumonia, Anak Riza Chalid Terdakwa Korupsi Rp285 T Minta Pindah ke Rutan Salemba
-
Bersama Warga, PLN Rehabilitasi Mangrove Lindungi Pesisir Utara Jateng dari Banjir Rob
-
Tanpa Alasan Jelas, KPK Ungkap 2 Saksi Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina Kompak Mangkir
-
TKP Arya Daru Belum Bisa Ditinjau, Kuasa Hukum: Kami Ikuti Permainannya Dulu!
-
Sempat Bikin Panik! Motor Harley Davidson Rp 250 Juta Hilang di Mal Mewah, Ketemunya di Bekasi
-
Puluhan Rumah dan Musala di Penjaringan Ludes Terbakar: Warga Patah Tulang hingga Tubuh Melepuh
-
Dakwaan Jaksa Dinilai Kabur, Hakim Diminta Bijak Tangani Kasus Korupsi Migas