Suara.com - Wasekjen PDIP, Adian Napitupulu, mengatakan keberhasilan apa yang disampaikan Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan perdananya, akan tergantung pada kabinetnya. Terutama dari segi komposisi kabinet.
"Ya nanti kita akan lihat. Kita akan lihat dari komposisi kabinetnya. Jadi begini, mengukur seorang presiden, itu diukur nanti ukuran pertamanya adalah komposisi kabinetnya. Apakah komposisi kabinetnya itu sesuai dengan yang dia sampaikan dalam pidato, atau sebaliknya?," kata Adian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
"Nah, rakyat harus lihat komposisi ini. Menjawab enggak persoalan-persoalan Prabowo tadi," sambungnya.
Jika dilihat komposisi kabinet yang kemungkinan akan gemuk, kata Adian, hal itu justru akan menyulitkan terwujudnya keinginan Prabowo seperti dalam pidatonya.
"Pertama terlalu besar. Itu akan menyulitkan. Jadi begini, ketika mejanya terlalu banyak, maka birokrasi akan panjang. Birokrasi yang panjang itu akan menjadi beban buat perijinan buat investasi dan sebagainya sederhananya begitu lho," ujarnya.
Menurutnya, logika yang disampaikannya tersebut sangat logis.
"Tadinya mejanya 34 sekarang mejanya jadi 42. Kan tambah meja tuh ya kan. Tambah meja artinya tambah birokrasi, tambah birokrasi artinya tambah proses. Tambah proses artinya tambah waktu. Tambah waktu artinya tambah beban baru. Itu aja. Dan itu sangat logis. Sederhananya gitu aja menurut gua," ungkapnya.
Adian mengatakan hal yang paling disoroti komposisi kabinet adalah persoalan birokrasi bukan justru anggaran.
"Kita tidak bicara soal anggaran dan sebagainya," pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto sama sekali tak menyinggung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam pidato kenegaraan perdananya usai dilantik menjadi Presiden ke-8 RI, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
Dari pantauan Suara.com hampir seoama 30 menit Prabowo berpidato, tak ada IKN disebut olehnya.
Padahal sebelumnya, Prabowo pernah berjanji bahwa akan melanjutkan mega proyek yang menjadi peninggalan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya menekankan soal pentingnya swasembada pangan, lalu mengenai korupsi, dan persoalan demokrasi.
Prabowo hanya menegaskan, bahwa pemimpin harus bekerja untuk rakyat, bukan untuk kerabat atau diri sendiri.
"Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat pekerjaan kita harus untuk rakyat. Bukan, bukan, bukan kita bekerja untuk diri kita sendiri, bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat," ujarnya.
Berita Terkait
-
Bukan Pakai Setelan Jas Hitam, Ini Makna Beskap Biru Prabowo Subianto saat Dilantik Jadi Presiden
-
Sosok Ibu Prabowo Subianto Dora Marie Siregar: Keturunan, Pekerjaan dan Karir
-
Diantar Prabowo usai Lengser, Jokowi Tebar Senyum saat Sapa Warga dari Sunroof Maung MV3
-
Gajinya dari Rakyat Bukan Presiden, Adian Pastikan Fraksi PDIP di DPR Bakal Kritisi Pemerintahan Prabowo
-
Beda Sikap Anies dan Ganjar Pranowo di Pelantikan Prabowo: Datang Langsung vs Lupa Selamati Gibran
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial