Suara.com - Komnas Perempuan mengungkap adanya fenomena perubahan peran antara laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga.
Pada sebagian masyarakat ditemuan bahwa pencari nafkah utama menjadi tanggung jawab istri. Kondisi tersebut, terutama terjadi pada perempuan yang bekerja di luar negeri.
Namun yang disayangkan, hanya peran perempuan yang berganti. Sementara suami, yang seharusnya menggantikan peran istri di rumah, tidak menjalankan peran domestik seperti mengurus anak.
"Secara fisik ada perubahan peran antara perempuan dan laki-laki, khususnya suami dan istri, tetapi dari sisi ideologinya tidak berubah," kata komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfa dalam diskusi Media Talk di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) di Jakarta, Jumat (25/10/2024).
"Jadi istri mencari nafkah ke luar negeri, dengan alasan untuk kesejahteraan keluarganya, tetapi seringkali suami menganggap bahwa peran domestik itu menjadi sesuatu yang sepertinya 'asing',"
Sehingga, istri melakukan peran perubahan mencari nafkah, tetapi suami yang ditinggal masih enggan melakukan urusan domestik, urusan pengasuhan dan lain-lain.
Ulfa menekankan, seharusnya ada penagasan terhadap persoalan pengasuhan anak pada rumah tangga dengan istri bekerja di luar negeri.
Sebab, dari beberapa kasus yang terjadi, anak yang ditinggal ibunya jadi diasuh oleh neneknya. Akan tetapi, bila nenek meninggal, pengasuhan anak terus dipindah-pindah ke sanak saudara lain.
"Tapi kemudian ayahnya tidak ditemukan di situ. Jadi peran ayah itu juga menjadi kehilangan, sehingga kami menyebutnya 'anak lapar ayah'," kata Ulfa.
Baca Juga: Pentingnya Peran Perempuan di Sektor Maritim, Indonesia Sebutkan Kesetaraan Gender dalam Sidang IMO
Data yang diambil dari laman resmi Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), pada periode Januari-April 2024 menunjukan peningkatan orang Indonesia yang bekerja di luar negeri sebanyak 3.792 atau 30,17% dari 16.362 pada April 2023 menjadi 29.803 pada April 2024.
Bila dilihat dari jenis kelamin, penempatan pekerja migran Indonesia bulan April 2024 didominasi perempuan.
Dari total penempatan pekerja migran perempuan pada April 2024, mencapai 20.812 orang atau naik 4 persen dari bulan sebelumnya yaitu 20.011 perempuan. Sedangkan, penempatan untuk pekerja migran laki-laki pada April 2024 adalah sebanyak 8.991 laki-laki.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi