Suara.com - Filipina kembali dihantam badai mematikan, kali ini oleh Badai Tropis Trami yang memicu banjir besar dan tanah longsor di berbagai wilayah. Badai ini dinyatakan sebagai badai paling mematikan dan merusak di Asia Tenggara sepanjang tahun ini oleh Badan Penanggulangan Bencana Filipina.
Presiden Ferdinand Marcos menyampaikan bahwa intensitas hujan yang tak biasa menjadi pemicu utama bencana ini. Di beberapa daerah, hujan yang turun dalam waktu 24 jam setara dengan curah hujan untuk dua bulan penuh, menyebabkan sistem pengendalian banjir tidak mampu menahan volume air yang meluap.
“Airnya terlalu banyak untuk kita kendalikan,” kata Marcos kepada para wartawan.
Ia juga menambahkan bahwa operasi penyelamatan masih terus berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.
Salah satu daerah yang terdampak parah adalah Talisay di Provinsi Batangas.
Dampak badai ini tak hanya terbatas pada kerusakan material. Lebih dari 120 orang tewas dan puluhan lainnya hilang setelah banjir dan tanah longsor melanda Filipina akibat Badai Tropis Trami. Sekitar 4,2 juta orang berada dalam jalur badai, dengan hampir setengah juta orang terpaksa mengungsi ke lebih dari 6.400 pusat evakuasi yang tersebar di berbagai provinsi.
Dalam pertemuan darurat kabinet, Presiden Marcos mengungkapkan kekhawatirannya terkait laporan dari badan prakiraan cuaca yang menyebutkan bahwa Badai Trami berpotensi kembali mengarah ke Filipina dalam beberapa hari ke depan, setelah sebelumnya diprediksi akan bergerak menuju Vietnam.
Sebagai negara kepulauan yang berada di antara Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan, Filipina memang akrab dengan badai dan topan. Sekitar 20 badai tropis melanda setiap tahunnya.
Namun, beberapa badai menjadi catatan tragis, seperti Topan Haiyan pada tahun 2013 yang menewaskan lebih dari 7.300 orang serta meratakan desa-desa di sepanjang jalur lintasannya.
Baca Juga: Tragedi Topan Trami Filipina: Korban Tewas Tembus 100, Puluhan Masih Hilang
Tag
Berita Terkait
-
Tragedi Topan Trami Filipina: Korban Tewas Tembus 100, Puluhan Masih Hilang
-
Tangis Pilu di Tengah Banjir Filipina: 40 Nyawa Melayang, Puluhan Ribu Terlantar
-
Badai Kristine Melanda Filipina, Puluhan Orang Dilaporkan Tewas dan Ribuan Penduduk Terpaksa Mengungsi
-
Jadi Korban Badai Helene, Gitaris Cannibal Corpse Kehilangan 90 Persen Harta Benda
-
Ngeri! Setengah Juta Warga Indonesia Jadi Operator Judi Online di Filipina, Semua Korban TPPO?
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Demi Jaga Warisan Leluhur, Begini Cara Suku Badui Merawat Hutan Lindung 3.100 Hektare
-
Harga Pangan Nasional Melemah, Cabai hingga Beras Kompak Turun
-
Waspada! Etomidate di Liquid Vape Resmi Narkotika, Salah Isap Terancam Penjara
-
Kantor Wapres Beres Akhir Tahun Ini, Gibran Sudah Bisa Ngantor di IKN Mulai 2026
-
Menang Gugatan di PN Jakpus, PPKGBK Segera Kelola Hotel Sultan
-
Geger Rusuh di Kalibata: Polisi Periksa 6 Saksi Kunci, Ungkap Detik Mengerikan
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Eks Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dan Satori Segera Ditahan, Ini Penjelasan KPK
-
KPK: Semua Anggota Komisi XI DPR Berpeluang Jadi Tersangka Korupsi BI-OJK
-
7 Fakta Mencekam Rusuh Kalibata: 2 Nyawa Matel Melayang, 100 Orang Mengamuk Brutal