Suara.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (23/10), menegaskan bahwa Iran sedang berusaha mengembangkan gudang bom nuklir yang ditujukan untuk menghancurkan Israel. Peringatan ini datang dua hari setelah Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah target militer di Iran sebagai respons terhadap serangan Iran pada 1 Oktober, yang disebut-sebut sebagai balasan atas kematian pemimpin militan yang didukung Iran dan seorang komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
“Iran berusaha mengembangkan gudang bom nuklir yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh, rudal antarbenua yang coba dikembangkan untuk menghancurkan kami,” ujar Netanyahu di depan para anggota parlemen dalam sesi musim dingin Knesset.
Netanyahu juga menekankan bahwa menghentikan program nuklir Iran merupakan prioritas utama bagi Israel, meskipun ia tak dapat membocorkan semua rencana dan tindakan yang akan diambil untuk tujuan tersebut.
“Iran bisa mengancam seluruh dunia kapan saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Iran berulang kali membantah tuduhan pengembangan senjata nuklir, menegaskan bahwa program nuklir mereka semata-mata untuk tujuan damai. Namun, Iran telah mengurangi kerja samanya dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam beberapa tahun terakhir, seraya meningkatkan stok uranium yang telah diperkaya.
Konflik yang meningkat ini semakin rumit dengan keterlibatan sekutu Iran, seperti Hizbullah di Lebanon, yang turut mendukung Hamas dalam perang Gaza. Netanyahu menyebut bahwa poros kejahatan fanatik yang dipimpin oleh Iran tidak hanya mengancam Israel, tetapi juga berpotensi mengambil alih kekuasaan di wilayah Timur Tengah.
“Menurut Iran, jika Israel jatuh, banyak negara lain yang akan ikut jatuh. Seluruh Timur Tengah akan berada di bawah kendalinya,” jelasnya.
Di tengah ketegangan ini, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu atas permintaan Iran, yang mendesak dunia untuk mengecam serangan Israel pada Sabtu yang menewaskan empat tentara dan menyebabkan kerusakan.
Menuju Perdamaian dengan Negara Arab
Netanyahu juga menyinggung aspirasi perdamaian Israel dengan negara-negara Arab lainnya. Ia mengaku ingin melanjutkan proses yang dimulai beberapa tahun lalu melalui Kesepakatan Abraham yang ditandatangani pada 2020, untuk membangun hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.
Baca Juga: Butuh Gencatan Senjata, Joe Biden: Perang di Gaza Harus Diakhiri
Dalam pidatonya, Netanyahu menekankan pendekatan perdamaian dari kekuatan sebagai dasar hubungan dengan negara-negara Arab, sembari mengakui bahwa beberapa negara Arab mengamati keteguhan Israel menghadapi serangan dari Iran.
“Negara-negara ini dan lainnya melihat dengan baik bagaimana kami memberikan pukulan kepada mereka yang menyerang kami, poros kejahatan Iran,” tambahnya.
Kesepakatan Abraham ini, yang diinisiasi oleh mantan Presiden AS Donald Trump, membuka jalan bagi Israel untuk memperkuat kedekatan diplomatiknya di kawasan Timur Tengah. Kini, didukung oleh Amerika Serikat, Israel tengah berupaya memperluas hubungan tersebut, termasuk dengan Arab Saudi, meski Riyadh menegaskan bahwa pengakuan terhadap Israel hanya akan diberikan jika ada kemajuan signifikan dalam solusi dua negara bagi Palestina.
Berita Terkait
-
Butuh Gencatan Senjata, Joe Biden: Perang di Gaza Harus Diakhiri
-
AS Kecam Blokade Israel yang Bikin Bantuan Kemanusiaan Tak Sampai ke Warga Jabalia Gaza
-
Jerman Kecam Keras UU Israel yang Ancam Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina
-
Israel Larang Badan Pengungsi PBB UNRWA Beroperasi di Wilayahnya, Begini Respons Dunia Internasional
-
Platform X Tangguhkan Akun Atas Nama Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah