Setelah itu, Buya sempat mengajar di Lombok sebelum melanjutkan pendidikannya di Universitas Cokroaminoto, Fakultas Keguruan Ilmu Sosial IKIP UNY, dan menempuh pendidikan lanjut di Amerika Serikat, termasuk di Universitas Ohio dan Universitas Chicago.
Kariernya di Muhammadiyah mencapai puncak saat Buya Syafii Maarif terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 1998 hingga 2005.
Di bawah kepemimpinannya, beliau membawa Muhammadiyah semakin dikenal sebagai organisasi yang moderat dan berpengaruh di Indonesia. Tak hanya itu, Buya juga pernah menjadi Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP), menunjukkan perannya dalam membangun perdamaian lintas agama di tingkat internasional.
Setelah masa kepemimpinannya di Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif terus aktif di berbagai kegiatan sosial dan mendirikan Maarif Institute.
Melalui institut ini, beliau konsisten menyuarakan pemikiran kritis dan objektif demi kemajuan bangsa. Karyanya yang penuh dedikasi mendapat penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina pada tahun 2008, sebuah penghargaan yang kerap disebut sebagai Nobel Asia.
Buya Syafii Maarif dikenang sebagai sosok yang gigih memperjuangkan pemikiran Islam yang moderat dan semangat persatuan bangsa. Buku tentang masa kecilnya yang berjudul "Si Anak Kampung" bahkan telah difilmkan dan berhasil meraih penghargaan di America International Film Festival (AIFF).
Berita Terkait
-
PVRI: Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tanda Kembalinya Bayang-Bayang Orde Baru?
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Dikritik, Mensos Gus Ipul: Itu Bukan Keputusan Saya Pribadi
-
Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Ketua MPR: Tunggu Keputusan Presiden!
-
Aktivis 98: Soeharto Cukup Jadi Mantan Presiden, Bukan Pahlawan Nasional!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Sidang Praperadilan Delpedro Marhaen: Hakim Tunda Putusan Hingga Pukul 2 Siang
-
Heboh WN Israel Punya KTP Cianjur, Dedi Mulyadi Cecar Sang Bupati
-
Komjak Ultimatum Kajari Jaksel: Eksekusi Silfester Matutina Sekarang, Jangan Tunda Lagi!
-
IPB Bahas Masa Depan Kawasan Puncak: Antara Lestari dan Laju Ekonomi
-
Rumah Digeledah, ASN Kemenaker RJ Dipanggil KPK: Ada Apa dengan Kasus RPTKA?
-
Rayakan HLN ke-80, PLN Wujudkan Akses Listrik Gratis bagi Warga Pra Sejahtera di Bali
-
Tok! Gugatan Praperadilan Khariq Anhar Ditolak PN Jaksel, Ini Alasan Hakim Sulistyo
-
Biar Talas dan Sagu Tak Dianggap Makanan Kelas Bawah, Mendagri Minta Daerah Gandeng Ahli Kuliner
-
Usut Kasus CSR, KPK Panggil Politikus Nasdem Rajiv
-
Johnson Panjaitan Wafat: Advokat HAM Pemberani, Mobil Ditembak, Kantor Digeruduk Nyali Tak Ciut