Suara.com - Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Rusia meluncurkan rudal balistik jarak menengah eksperimental dalam serangan terhadap Ukraina pada Kamis lalu. Peluncuran ini, yang disebut-sebut pertama kali digunakan di medan perang, memicu kekhawatiran baru tentang eskalasi konflik serta dampaknya terhadap pertahanan misil Eropa.
Rudal tersebut, yang dinamai “Oreshnik” oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, didasarkan pada desain rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-26 Rubezh. Menurut laporan Pentagon, meski rudal ini dilengkapi hulu ledak konvensional, Rusia memiliki kemampuan untuk memodifikasinya menjadi versi nuklir.
“Rudal ini dapat diubah untuk membawa berbagai jenis hulu ledak konvensional atau nuklir,” ujar juru bicara Pentagon, Sabrina Singh.
AS meyakini Rusia hanya memiliki sejumlah kecil rudal tersebut dan menganggapnya sebagai senjata eksperimental.
Militer Ukraina awalnya mengidentifikasi rudal tersebut sebagai ICBM, yang memicu kekhawatiran akan peningkatan besar dalam perang yang telah berlangsung lebih dari dua setengah tahun. Namun, AS mengklarifikasi bahwa ini adalah rudal balistik jarak menengah (IRBM), meski tetap menyatakan keprihatinan atas potensi eskalasi.
Menariknya, Rusia memberi tahu AS sebelum peluncuran, sebuah langkah yang menunjukkan kehati-hatian diplomatis. Meski demikian, Pentagon menilai tindakan ini sebagai sinyal provokatif dari Moskow.
Penggunaan rudal baru ini kemungkinan memengaruhi keputusan negara-negara NATO dalam memperkuat sistem pertahanan udara mereka. Analis dari International Institute for Strategic Studies, Timothy Wright, menyebut bahwa perkembangan ini dapat mendorong NATO untuk mempertimbangkan kembali strategi ofensif dan defensif mereka.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah pangkalan pertahanan misil AS di Redzikowo, Polandia. Pangkalan ini merupakan bagian dari sistem pertahanan NATO yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak pendek hingga menengah. Namun, Putin menegaskan bahwa peluncuran rudal ini bukan tanggapan terhadap pangkalan tersebut, melainkan terhadap serangan Ukraina baru-baru ini ke wilayah Rusia menggunakan senjata Barat.
Putin mengakui bahwa serangan rudal tersebut menargetkan fasilitas militer Ukraina di Dnipro, khususnya Pivdenmash (Yuzhmash), perusahaan roket dan pertahanan utama. Langkah ini disebut sebagai respons atas serangan Ukraina yang menggunakan rudal ATACMS buatan AS dan Storm Shadow buatan Inggris.
Baca Juga: Putin Ancam Balas Dendam atas Keterlibatan AS dan Inggris dalam Perang Melawan Ukraina
Putin juga menyalahkan AS atas runtuhnya Perjanjian INF (Intermediate-Range Nuclear Forces) pada 2019. Menurutnya, AS membuat kesalahan dengan secara sepihak keluar dari perjanjian yang melarang pengembangan rudal jarak menengah dan pendek. Washington menuduh Rusia melanggar perjanjian tersebut, tuduhan yang terus dibantah oleh Kremlin.
Berita Terkait
-
Putin Ancam Balas Dendam atas Keterlibatan AS dan Inggris dalam Perang Melawan Ukraina
-
Ellen DeGeneres Benar-Benar Hengkang dari AS Pasca Kemenangan Trump, Anak Elon Musk Menyusul?
-
Kim Jong Un Dapat Hadiah Hewan dari Putin, Rusia-Korut Pererat Kerja Sama
-
Setelah Kirim Roket ke Tel Aviv, Hizbullah Siap Berunding dengan Amerika Serikat, Ini Tujuannya
-
Usai Kemenangan Telak di Pilpres AS, Apa yang Diharapkan Pendukung Donald Trump?
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum
-
RUU KUHAP Dinilai Ancam HAM, Koalisi Sipil Somasi Prabowo dan DPR: Ini 5 Tuntutan Kuncinya
-
RUU KUHAP Bikin Polisi Makin Perkasa, YLBHI: Omon-omon Reformasi Polri
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah