Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan kemungkinan serangan balasan terhadap negara-negara yang memasok senjata untuk digunakan melawan Rusia. Peringatan ini ditujukan kepada Amerika Serikat dan Inggris, yang baru-baru ini memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh dalam serangan lintas perbatasan.
Dalam pidato televisi nasional, Putin menegaskan bahwa militernya akan merespons secara tegas dan setara terhadap tindakan yang ia sebut sebagai agresi.
"Kami berhak menggunakan senjata kami untuk menyerang fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan penggunaan senjata mereka terhadap kami," ujar Putin.
Ketegangan meningkat setelah Ukraina, untuk pertama kalinya, menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris dalam serangan ke wilayah Rusia. Langkah ini diambil hanya beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden menyetujui kebijakan serupa.
Putin juga mengumumkan bahwa militer Rusia telah menguji coba rudal balistik hipersonik baru bernama Oreshnik. Rudal ini diklaim tidak dapat dihancurkan oleh sistem pertahanan udara saat melaju dengan kecepatan 10 kali lipat kecepatan suara. Serangan tersebut menargetkan kota Dnipro di Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut penggunaan rudal baru ini sebagai eskalasi serius dan meminta respons lebih kuat dari negara-negara sekutu. Dalam sebuah pernyataan di media sosial, ia menuduh Putin mengabaikan upaya global untuk mencapai perdamaian.
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk Inggris, Andrei Kelin, menyatakan bahwa keputusan Inggris terkait rudal tersebut menjadikan negara itu terlibat langsung dalam perang. Ia menuduh NATO dan militer Inggris turut terlibat dalam operasi tersebut.
Para ahli militer menilai penggunaan rudal Barat di wilayah Rusia tidak akan secara drastis mengubah jalannya perang. Namun, hal ini berpotensi membuat posisi militer Rusia lebih rentan dan memperumit logistik. Dengan situasi ini, eskalasi konflik tampaknya memasuki babak baru yang semakin tegang dan penuh ketidakpastian.
Peringatan Putin juga menyoroti perubahan kebijakan nuklir Rusia yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir. Meski sebagian pihak menilai ini sebagai gertakan, pernyataan tersebut memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi global yang lebih besar.
Baca Juga: Kim Jong Un Dapat Hadiah Hewan dari Putin, Rusia-Korut Pererat Kerja Sama
Berita Terkait
-
Kim Jong Un Dapat Hadiah Hewan dari Putin, Rusia-Korut Pererat Kerja Sama
-
Biden Setujui Pengiriman Ranjau Mematikan ke Ukraina
-
Ketegangan Memuncak! Ukraina Gunakan Rudal Canggih Inggris untuk Serang Rusia
-
Prancis Ajak China Cegah Eskalasi Nuklir Rusia
-
Arsenal Incar 'Adik' Mesut Ozil, Gelandang Serang Real Madrid
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Posyandu Miliki Peran Sebagai Mesin Sosial di Lingkup Masyarakat, Mendagri Berikan Apresiasi
-
CFD Tetap Asyik! HUT TNI ke-80 Jamin Tak Ganggu Car Free Day Jakarta, Ini Rutenya
-
Pengendara Lawan Arah Pukul Pegawai Zaskia Mecca, Teriak 'Saya Anggota' Lalu Kabur
-
Syarat IPK untuk PAPK TNI: Ini Ketentuannya untuk Berbagai Jurusan
-
Warga Ogah Beri Jalan ke Strobo Pejabat, Pengamat: Akibat Penyalahgunaan dan Rasa Ketidakadilan
-
Gara-gara Foto Bareng Siswi, Pelajar SMK Dikeroyok Senior hingga Rahang Patah
-
Istana 'Spill' Arti Sebenarnya IKN Ibu Kota Politik: Bukan Dipisah dari Ibu Kota Ekonomi!
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Wamen P2MI: Kendala Utama Bahasa
-
DPR Ragu Pindah ke IKN Tahun 2028? Puan: Tunggu Dulu, Belum Lihat Kajiannya
-
Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Erupsi Berulang Tercatat dalam Sepekan