Suara.com - PDI Perjuangan (PDIP) ikut menjadi sorotan publik terkait kasus hukum Alwin Jabarti Kiemas yang disebut-sebut merupakan keponakan Megawati Soekarnoputri. Alwin Jabarti Kiemas merupakan salah satu dari puluhan tersangka lantaran diduga terlibat dalam kasus judi pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Terkait kasus itu, Juru Bicara PDI Perjuangan Chico Hakim turut menanggapi soal kasus judol pegawai Komidigi yang telah menyeret nama Alwin sebagai tersangka. Menurutnya, PDIP mengutuk keras soal masih maraknya praktik judol yang kini justru dibekingi oleh sejumlah pegawai Komdigi.
Menyikapi kasus itu, Chico turut menyinggung nama eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yang disebut-sebut ikut terlibat skandal perjudian yang diduga melibatkan petinggi Pori.
Ferdy Sambo diketahui telah meringkuk di penjara atas kasus pembunuhan berencana terhadap ajudannya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Di tengah penyidikan kasus itu, muncul isu 'Konsorsium 303 Kaisar Sambo' yang belakangan disebut-sebut dibekingi oleh Ferdy Sambo.
Menurutnya, seharusnya Polri bisa mengusut tuntas kasus judol yang diduga melibatkan sejumlah pejabat hingga petinggi korps Bhayangkara tersebut.
"Praktik judi online yang melibatkan dukungan dari oknum aparat, sebagaimana terungkap dalam kasus Ferdy Sambo, diyakini telah meluas ke berbagai lembaga, termasuk eksekutif, legislatif, dan institusi penegak hukum," ujar Chico dikutip Suara.com, Selasa (26/11/2024).
Chico juga menganggap praktik judol ini sangat terstruktur dan sistematis karena kerap menggunakan influencer hingga artis untuk menjebak masyarakat untuk berjudi.
"Modus operandi yang menggunakan artis dan keluarga tokoh terkenal sebagai "daya tawar" menunjukkan pola kerja mafia yang sistematis dan terstruktur. Mafia judi online ini bukan hanya persoalan hukum, tetapi ancaman besar bagi integritas bangsa," ujarnya.
Lantaran masih marak, Chico juga mencurigai jika para bandar judol ini juga turut mendapatkan perlindungan dari 'penguasa' untuk menjalankan bisnisnya itu. Dari dugaannya itu, dia pun tidak menampik jika aliran dana judol ini juga digunakan untuk kepentingan politik, terlebih dalam kontestasi di Pilkada Serentak.
"Mafia judi online, narkoba, dan tambang ilegal dengan kapitalisasi dana yang besar telah terindikasi bermain dalam pilpres, pileg, dan pilkada. Secara logika, mafia lebih cenderung mendekat kepada penguasa untuk mendapatkan perlindungan dan akses, daripada kepada oposisi," bebernya
"Oleh karena itu, kami mendesak pembentukan Komite Khusus Independen yang terdiri dari elemen masyarakat, akademisi, dan penegak hukum untuk mengusut tuntas aliran dana ilegal yang digunakan untuk kepentingan politik," tambah Chico.
Selain itu, Chico juga menanggapi soal nama tersangka Alwin yang terseret dalam kasus judol pegawai Komidigi. Dia mengklaim ada pihak yang sengaja ingin mengaitkan kasus ini ke dalam konstestasi pilkada.
"Kasus Alwin Jabarti Kiemas yang baru diungkap pada masa tenang setelah ditahan sebulan sebelumnya adalah contoh nyata politisasi hukum," ujarnya.
"Penggunaan hukum sebagai alat politik adalah bentuk pengkhianatan terhadap demokrasi. Namun, rakyat Indonesia semakin cerdas dan sadar bahwa judi online dapat berkembang masif karena dilindungi oleh oknum aparat dan penguasa," imbuh Chico.
Keponakan Megawati jadi Tersangka
Tag
Berita Terkait
-
Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
-
Polisi Benarkan Keponakan Megawati Terlibat Judi Online, Ternyata Termasuk Tersangka Utama
-
Profesor Ini Sebut Ada Menteri Tampil di Podcast karena Panik Jagoannya di Pilkada Jakarta Ngedrop, Maruarar Sirait?
-
Nyamar jadi Polantas saat Kena OTT, Detik-detik Penyidik KPK Dikepung Simpatisan Gubernur Rohidin Mersyah
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter
-
Makin Ngeri! Terbongkar Modus Baru Peredaran Miras COD: Diantar Pengedar ke Pemesannya
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
-
3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
-
Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
-
Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit
-
Tragis! Mulut Asem Mau Nyebat, Pegawai Warkop di Kebon Jeruk Tewas Tersetrum Listrik
-
PDIP Gaungkan Amanat Bung Karno Jelang Sumpah Pemuda: Indonesia Lahir dari Lautan, Bukan Tembok Baja