Suara.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menuding negara-negara Barat berupaya mendorong gencatan senjata di Ukraina demi memberikan waktu bagi Kyiv untuk memperkuat militernya dengan senjata canggih.
Pernyataan ini disampaikan Lavrov saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, di Moskow, Senin.
"Barat mulai berbicara tentang gencatan senjata sebagai cara untuk memberi Ukraina jeda, sekaligus memberikan mereka kesempatan mempersenjatai Kyiv dengan senjata jarak jauh modern," ujar Lavrov.
"Ini, tentu saja, bukanlah jalan menuju perdamaian," tambahnya.
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv pada hari yang sama. Dalam pertemuan tersebut, Scholz membahas situasi terbaru dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Scholz sebelumnya juga menjadi pemimpin Barat pertama yang bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam lebih dari setahun.
Dalam pertemuan tersebut, Scholz mendesak Kremlin agar terbuka untuk mencapai kesepakatan damai dengan Kyiv.
Namun, proses negosiasi ini dihadapkan pada persyaratan berat dari kedua belah pihak. Putin menuntut agar Ukraina menyerahkan wilayah di timur dan selatan sebagai syarat penghentian perang, sementara Zelenskyy menegaskan tidak akan menyerahkan wilayah Ukraina demi mencapai perdamaian.
Zelenskyy juga menekankan pentingnya jaminan keamanan dari NATO serta peningkatan persenjataan sebelum melanjutkan pembicaraan dengan Rusia.
Baca Juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz Kunjungi Kyiv, Siap Kucurkan Dana Rp10 Triliun untuk Bantu Ukraina
Dalam konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun ini, perundingan damai semakin menjadi sorotan setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS bulan lalu.
Sementara negara-negara Barat terus memantau perkembangan ini, prospek perdamaian masih tampak jauh, terutama dengan tudingan dan tuntutan yang saling bertentangan dari kedua belah pihak.
Berita Terkait
-
Kanselir Jerman Olaf Scholz Kunjungi Kyiv, Siap Kucurkan Dana Rp10 Triliun untuk Bantu Ukraina
-
Tegang! Kapal Perang Filipina Kawal Kapal Selam Rusia di Laut China Selatan, Ada Apa?
-
Perang Dunia Ketiga Sudah Dimulai, Dari Serangan Siber hingga Rudal Tak Terhentikan
-
Serangan Udara Rusia dan Suriah Guncang Aleppo, Puluhan Warga Sipil Tewas Selama Dikuasi Pemberontak
-
Rusia Pecat Jenderal Suriah Setelah Pemberontak Rebut Aleppo
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum
-
RUU KUHAP Dinilai Ancam HAM, Koalisi Sipil Somasi Prabowo dan DPR: Ini 5 Tuntutan Kuncinya
-
RUU KUHAP Bikin Polisi Makin Perkasa, YLBHI: Omon-omon Reformasi Polri
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah