Suara.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv pada Senin, memberikan sinyal dukungan penuh Jerman untuk Ukraina di tengah ketidakpastian geopolitik global.
Scholz berjanji bahwa Jerman akan tetap menjadi pendukung terbesar Ukraina di Eropa, dengan bantuan militer senilai 650 juta euro (sekitar 10,9 triliun rupiah) yang dijadwalkan akan tiba bulan ini.
Kunjungan ini adalah yang kedua bagi Scholz sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina hampir tiga tahun lalu. Kehadirannya di Kyiv menjadi sinyal kuat solidaritas Eropa terhadap Ukraina, terutama menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dan di tengah laporan kemajuan militer Rusia di wilayah Ukraina.
Dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Scholz menegaskan komitmen negaranya untuk terus mendukung Ukraina, termasuk dalam aspek militer.
Scholz mengumumkan bantuan tambahan berupa peralatan militer senilai 650 juta euro yang akan diserahkan pada Desember.
Zelenskyy diperkirakan juga akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat posisinya di NATO. Ia berencana mendesak aliansi militer tersebut untuk segera mengundang Ukraina menjadi anggota penuh dalam pertemuan NATO yang akan berlangsung di Brussel pekan ini.
Kunjungan ini berlangsung di tengah ujian berat yang dihadapi Scholz di ranah politik domestik. Koalisi pemerintahannya runtuh pada November lalu, memaksanya menghadapi pemilihan ulang yang dijadwalkan Februari mendatang.
Posisinya terkait dukungan terhadap Ukraina juga menjadi sorotan. Di satu sisi, beberapa pihak menginginkan Jerman memberikan lebih banyak dukungan kepada Kyiv. Di sisi lain, ada sebagian pemilih yang justru meminta Jerman menghentikan pengiriman senjata dan bantuan kepada Ukraina demi mengutamakan kepentingan domestik.
Melalui akun X (dulu Twitter), Scholz menegaskan, “Jerman akan tetap menjadi pendukung terkuat Ukraina di Eropa.”
Baca Juga: Perang Dunia Ketiga Sudah Dimulai, Dari Serangan Siber hingga Rudal Tak Terhentikan
Kunjungan ini sekaligus menjadi pesan simbolis di tengah perubahan besar di panggung internasional. Dengan Donald Trump yang segera menjabat sebagai Presiden AS, berbagai pihak mencemaskan perubahan kebijakan luar negeri Washington terhadap konflik Rusia-Ukraina.
Berita Terkait
-
Perang Dunia Ketiga Sudah Dimulai, Dari Serangan Siber hingga Rudal Tak Terhentikan
-
Serangan Udara Rusia dan Suriah Guncang Aleppo, Puluhan Warga Sipil Tewas Selama Dikuasi Pemberontak
-
Rusia Pecat Jenderal Suriah Setelah Pemberontak Rebut Aleppo
-
Siapa Paling Untung dari Perang? Produsen Senjata Cetak Rekor Penjualan!
-
Kekacauan Aleppo: Pemberontak Rayakan Kemenangan, Rusia Bombardir dari Udara
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Wings Air Resmi Buka Rute Jember-Bali, Jadwal Penerbangan Segera Dirilis
-
Bangun Ulang dari Puing, 5 Fakta Rumah Ahmad Sahroni Rata dengan Tanah Usai Tragedi Penjarahan
-
Ulah Camat di Karawang Diduga Tipu Warga Rp1,2 Miliar Modus Jual Rumah, Bupati Aep Syaepuloh Murka
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online