Suara.com - Gerakan Palestina Hamas dan partai Fatah yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mencapai kesepakatan untuk membentuk sebuah komite yang akan bersama-sama mengelola Gaza pasca-perang, menurut negosiator dari kedua belah pihak, Selasa (3/12). Kesepakatan ini tercapai setelah pertemuan yang difasilitasi oleh Mesir di Kairo.
Rencana tersebut, yang masih menunggu persetujuan akhir dari Presiden Abbas, menyarankan agar komite tersebut terdiri dari 10 hingga 15 tokoh non-partisan yang akan memiliki kewenangan dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, bantuan kemanusiaan, dan rekonstruksi.
Rancangan proposal ini telah dilihat oleh AFP dan menegaskan bahwa komite ini akan mengelola wilayah Palestina di pos pemeriksaan Rafah yang terletak di perbatasan dengan Mesir—satu-satunya jalur lintas yang tidak berbagi dengan Israel.
Delegasi Fatah yang dipimpin oleh anggota komite pusat Azzam al-Ahmad dijadwalkan kembali ke Ramallah pada Selasa untuk mencari persetujuan terakhir dari Abbas.
Sementara itu, delegasi Hamas yang dipimpin oleh anggota biro politik Khalil al-Hayya juga turut hadir dalam perundingan tersebut.
Kesepakatan ini muncul di tengah upaya diplomatik yang intens untuk mengakhiri perang Gaza, yang dimulai sejak serangan besar-besaran Hamas pada 7 Oktober 2023.
Upaya diplomatik ini dipimpin oleh Amerika Serikat bersama Mesir, Qatar, dan Turki, hampir seminggu setelah gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Hezbollah di Lebanon mulai berlaku.
Sejak Hamas merebut Gaza pada 2007 setelah bentrokan mematikan dengan Fatah, kedua kelompok ini telah menjadi rival sengit.
Fatah mengendalikan Otoritas Palestina dan memiliki kendali administratif sebagian di Tepi Barat yang diduduki Israel, sementara Hamas berkuasa di Gaza.
Baca Juga: Gaza Mencekam: Rumah Sakit Kewalahan, Drone Israel Bombardir Sekolah Pengungsian
Meski demikian, tekanan internasional, khususnya dari Amerika Serikat, semakin meningkat untuk memastikan bahwa Hamas tidak akan memainkan peran apapun di Gaza setelah perang berakhir.
Pemerintah Israel, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menjadikan penghancuran Hamas di Gaza sebagai salah satu tujuan utama perang ini, dan menegaskan penentangannya terhadap keterlibatan Otoritas Palestina di Gaza pasca-perang.
Perang ini telah menyebabkan jatuhnya lebih dari 1.200 korban jiwa di Gaza, sebagian besar merupakan warga sipil, sementara serangan balasan militer Israel mengakibatkan lebih dari 44.000 kematian, juga mayoritas adalah warga sipil, menurut data kementerian kesehatan Gaza yang diakui oleh PBB.
Berita Terkait
-
Gaza Mencekam: Rumah Sakit Kewalahan, Drone Israel Bombardir Sekolah Pengungsian
-
Dukung Suriah Lawan Teroris, Iran Sebut Zionis-Amerika Punya Skema Soal Ini
-
PBNU Beri Catatan Soal Gerakan Boikot Produk Israel: Harus Cerdas
-
Dari Air Bersih Hingga Rumah Sakit: PBB Berpacu Pulihkan Lebanon Pasca Konflik
-
Mahasiswa Yahudi Berkalung Bintang Daud Diserang di Kelab Malam Irlandia, Dubes Israel Mengutuk Keras
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Bangun Ulang dari Puing, 5 Fakta Rumah Ahmad Sahroni Rata dengan Tanah Usai Tragedi Penjarahan
-
Ulah Camat di Karawang Diduga Tipu Warga Rp1,2 Miliar Modus Jual Rumah, Bupati Aep Syaepuloh Murka
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran