Suara.com - Keputusan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menetapkan status darurat militer mendapatkan kecaman dari partai oposisi pun juga masyarakat negeri ginseng.
Saat ini muncul pernyataan dari Pemimpin partai penguasa di Korea Selatan, Partai Kekuatan Rakyat (PPP) agar Presiden Korsel Yoon Suk Yeol segera ditangguhkan dari jabatannya.
PPP sendiri mengatakan kekhawatiran jika tetap dipertahankan sebagai presiden, ada kemungkinan Presiden Yoon akan mengambil langkah "radikal" lagi seperti saat secara mendadak menyatakan darurat militer.
"Menurut fakta yang baru tersingkap, saya yakin kita perlu segera menangguhkan Presiden Yoon Suk Yeol dari jabatannya untuk melindungi Republik Korea dan rakyatnya," ucap Han dalam rapat darurat petinggi PPP di Majelis Nasional.
Han menyoroti informasi yang telah dipastikan kebenarannya pada Kamis (5/12) bahwa Yoon sempat memerintahkan panglima korps kontra-intelijen Yeo In Hyung untuk menangkap tokoh-tokoh politik kunci yang dituduh Yoon menjadi bagian dari kelompok "anti-negara".
Pasukan intelijen bahkan telah diterjunkan untuk menangkap tokoh tersebut ketika darurat militer dinyatakan.
Han khawatir langkah "radikal" tersebut akan terulang apabila Yoon tetap menjadi presiden, sehingga membawa risiko semakin besar terhadap negara.
Pengamat politik sebelumnya menyebut ada kemungkinan Han mengisyaratkan dukungan terhadap mosi pemakzulan terhadap Presiden Yoon yang diajukan partai oposisi. Mosi tersebut akan diputuskan pada sidang paripurna parlemen pada Sabtu (7/12).
Padahal, Han sebelumnya menegaskan akan berupaya menolak mosi tersebut, sementara PPP memutuskan posisi partai adalah menolak mosi pemakzulan.
Baca Juga: Kota Hama Berhasil Direbut Kelompok Anti Rezim Suriah
Menyusul pernyataan Han, PPP akan mengadakan rapat umum darurat dengan anggota fraksi PPP di parlemen pada Jumat, dan mosi pemakzulan kemungkinan akan dibahas.
Sementara itu, legislator Cho Kyoung Tae menjadi anggota Majelis Nasional dari PPP paling pertama yang secara terbuka menyatakan dukungan terhadap mosi pemakzulan Yoon.
Supaya dapat disahkan, mosi pemakzulan perlu dukungan dua per tiga dari keseluruhan 300 anggota Majelis Nasional.
Dengan demikian, partai oposisi membutuhkan dukungan tambahan dari setidaknya delapan anggota PPP sebagai partai berkuasa, untuk mencapai ambang batas 200 suara yang disyaratkan.
Presiden Yoon Suk Yeol secara mendadak menyatakan darurat militer pada Selasa malam sebelum ia cabut sendiri pada Rabu (4/12) pagi setelah 190 anggota Majelis Nasional mengesahkan mosi penolakan darurat militer. [Antara].
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Partai Ummat Kritik Pramono Anung, Sebut Kebijakan Jakarta Tak Berpihak Wong Cilik
-
BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Berlangsung Lebih Lama hingga Februari 2026
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir
-
Investment Outlook 2025 Redefining Value: Investment Strategy in the Age of Innovation
-
Ini Cerita Aqsa Syauqi Peraih DPD Award 2025 Kategori Pembangunan Sosial & Kesehatan
-
Dihadang Sopir Angkot, Layanan Mikrotrans PulogadungKampung Rambutan Disetop Sementara
-
Amstrong sembiring: Jelang Akhir Tahun 2025 Negeri Ini Jadi Lautan Persoalan Hukum
-
Wacana Tarif Transjakarta Naik, DPRD Sebut Warga Jakarta Sudah Mampu Bayar Lebih dari Rp 3.500
-
Ritual Persembahan Berujung Petaka, 9 Umat Tewas Terinjak-injak di Kuil India