Suara.com - Pesawat tempur rezim Israel terus melaksanakan serangan udara tanpa henti di Gaza pada hari ke-434 agresi tersebut, menyebabkan 30 warga Palestina tewas dalam waktu 24 jam terakhir, menurut laporan media Palestina.
Pada hari Jumat, dilaporkan bahwa militer Israel meluncurkan tiga gelombang serangan udara di berbagai lokasi di Jalur Gaza dalam sehari, mengakibatkan 30 kematian dan 99 luka-luka.
Sejak dimulainya agresi Israel di Gaza pada 7 Oktober 2023, total 44.835 warga Palestina dilaporkan tewas dan 106.356 lainnya terluka, menurut media setempat.
Pagi ini, militer Israel menyerang kamp pengungsi Al-Nuseirat di Gaza tengah, yang mengakibatkan 33 kematian. Serangan ini juga menyebabkan 84 orang mengalami cedera parah, banyak dari mereka harus menjalani amputasi.
Meningkatnya ketegangan ini telah memicu seruan mendesak untuk gencatan senjata segera dan intervensi internasional untuk menangani situasi kemanusiaan yang mengkhawatirkan di Gaza.
Tak hanya itu, sebelumnya pasukan Zionis kembali melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon, dengan melancarkan serangan udara di Lebanon selatan yang mengakibatkan tewasnya seorang warga negara Lebanon dan sejumlah orang lainnya terluka, menurut laporan media pada hari Rabu.
Al Jazeera melaporkan bahwa militer Zionis menargetkan sebuah bangunan di Lebanon selatan dengan serangan udara.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi bahwa serangan terhadap gedung tersebut menyebabkan satu warga negara Lebanon tewas dan beberapa lainnya terluka.
Selain serangan udara, militer Israel juga melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap sebuah desa di Lebanon, yang semakin meningkatkan ketegangan.
Baca Juga: Suriah Memanas: Serangan Udara Israel dan Klaim Mengejutkan dari Mantan Pemimpin Al-Qaeda
Serangan ini terjadi meskipun media Zionis sebelumnya mengklaim bahwa proses penarikan pasukan Israel dari Lebanon telah dimulai.
Berita Terkait
-
Israel Gempur 500 Target Militer di Suriah, Kabinet Setujui Pendudukan Gunung Hermon
-
RSF: Militer Israel Bertanggung Jawab atas Sepertiga dari Total Jumlah Kematian Jurnalis di 2024
-
AS Perangi Islamofobia: Strategi Baru Biden Pasca Perang Gaza
-
Kantor POS Gaza Tempat Warga Berlindung Diserang Israel, Puluhan Orang Tewas
-
Suriah Memanas: Serangan Udara Israel dan Klaim Mengejutkan dari Mantan Pemimpin Al-Qaeda
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO