Suara.com - Ketua Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer buka suara soal pemecatan Eks Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dari PDI Perjuangan.
Menurut Immanuel kesalahan bukan sepenuhnya terletak pada Jokowi, namun justru pada partai pengusungnya, alias dalam hal ini PDI Perjuangan.
“Itu kapan, mengintervensi kekuasaan? Saat PDIP masih mendukung Jokowi atau tidak? Pertanyaan itu penting. Artinya yang melanggar Pak Jokowinya atau partai yang mendukungnya?,” ujar Immanuel dikutip dari Primetime News Metro TV, Rabu (18/12/24).
“Kalau secara etik dan moral, seharusnya partainya bukannya Pak Jokowinya, logika politiknya jangan terbalik-balik,” tandasnya.
Immanuel justru mengatakan bahwa pemecatan yang dilakukan oleh PDI Perjuangan terhadap Jokowi ini adalah kesalahan yang sangat besar.
“Saya rasa apa yang dilakukan oleh PDIP itu kesalahan besar. Kenapa? Kalau seandainya dia partai besar, dia biarkan aja udah ngapain gitu lo,” ucapnya.
Menurut Immanuel, pemecatan ini justru membuktikan bahwa Jokowi masih menjadi sosok yang diperhitungkan oleh PDI Perjuangan.
“Artinya, Pak Jokowi ini adalah sosok yang masih diperhitungkan di mata PDIP, dengan pemecatan ini memperkuat bahwa Jokowi ini adalah orang yang luar biasa dimata PDIP,” sebutnya.
Immanuel tak khawatir sama sekali soal perjalanan politik Jokowi ke depannya. Pasalnya, dengan percaya diri pihaknya mengatakan bahwa banyak sekali partai-partai di luar sana yang bersedia menerima Jokowi.
“Di luar sana itu bermacam-macam karpet, bahwa karpet kuning, karpet merah, karpet biru, karpet putih sedang menunggu Pak Jokowi, artinya Pak Jokowi disambut di luar sana,” ujarnya.
“Kemudian Pak Jokowi berpartai atau tidak itukan hak konstitusi beliau,” tambahnya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
- 
            
              Rocky Gerung Sebut Alasan Pemecatan PDIP Bisa Seret Jokowi ke Pengadilan: Artinya Presiden Berbuat Kejahatan, Itu Pidana
 - 
            
              Dipecat PDIP, Rocky Gerung: Jokowi jadi Pelajaran Penting Publik soal Orang yang Dicap Penjahat
 - 
            
              PDIP Pecat Jokowi dan Keluarga, Akademisi: Alhamdulillah, Walaupun Belum Dipenjarakan
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 
Terkini
- 
            
              Prabowo: Whoosh Jangan Dihitung Untung-Rugi, yang Penting Bermanfaat untuk Rakyat
 - 
            
              Inflasi Jakarta Lebih Tinggi dari Nasional? Gubernur DKI Klaim Ekonomi Tetap Terkendali
 - 
            
              Gubernur Riau Terjaring OTT, Cak Imin Minta Kader PKB Tenang dan Tunggu Keterangan KPK
 - 
            
              Dicap Tak Layak Diberi Gelar Pahlawan, Romo Magnis Suseno Kuliti 'Dosa-dosa' Soeharto Penguasa Orba
 - 
            
              Gubernur Riau Kena OTT KPK, PKB Bakal Siapkan Sanksi?
 - 
            
              Soal Pemberian Gelar Pahlawan ke Soeharto, Puan Singgung Rekam Jejak: Harus Dikaji Dengan Baik
 - 
            
              Dapat 'Restu' BNN usai Ditangkap Kasus Narkoba, Onad Bakal Direhab di Sini
 - 
            
              PPATK Klaim Berhasil Tekan Judi Online! Triliunan Rupiah Berhasil Diselamatkan
 - 
            
              11 Tahun di Penjara, Korban Tragedi 1965: kalau Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Kami Tidak Rela!
 - 
            
              Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Ekosistem Bisnis yang Kolaboratif dan Berorientasi Inovasi