Suara.com - Hamas dan dua kelompok Palestina lainnya mengungkapkan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza dengan Israel "semakin mendekat."
Pada hari Sabtu, mereka menyatakan bahwa kesepakatan ini bisa terwujud asalkan Israel tidak memberlakukan persyaratan baru, seperti dilaporkan oleh AFP.
"Masih ada beberapa poin yang belum disepakati, namun hal itu tidak menghalangi proses. Kesepakatan ini dapat dicapai sebelum akhir tahun ini, selama tidak ada gangguan dari persyaratan baru yang ditetapkan oleh (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu," kata mereka.
Jika kesepakatan tersebut berhasil, pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap, diakhiri dengan pertukaran tahanan yang signifikan, gencatan senjata permanen, dan penarikan penuh (pasukan Israel) dari Gaza, sebagaimana diungkapkan oleh seorang pejabat Hamas, menurut AFP.
Sumber tersebut juga menambahkan bahwa pembicaraan telah menunjukkan "kemajuan yang signifikan dan penting" dalam beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, seorang pejabat Hamas telah menyatakan dalam wawancara dengan The New Arab bahwa pembicaraan mengenai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan penyelesaian sebagian besar perbedaan akan terus berlangsung.
Di sisi lain, seorang pejabat Mesir dalam wawancara dengan surat kabar Lebanon Al-Akhbar menyebutkan bahwa sikap Netanyahu mengenai gencatan senjata di Gaza kini lebih fleksibel daripada sebelumnya.
Berita Terkait
-
Sanaa Digempur dari Udara, Houthi Tuding AS dan Inggris Bertanggung Jawab
-
Rudal Yaman Lolos, Tel Aviv Hancur - Sirene 'Mengaung' di Seluruh Israel
-
Kondisi Terkini di Suriah Usai Bashar Al-Assad Tumbang, Sebagian Wilayah Diduduki Pasukan Israel dan AS
-
7 Anak Tewas dalam Serangan Udara Gaza, Paus Fransiskus: Ini Kekejaman!
-
Serangan Israel ke Lokasi Pembangkit Listrik dan Fasilitas Minyak di Yaman: Sembilan Orang Tewas
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO