Suara.com - Juru bicara PDI Perjuangan Chico Hakim membantah, jika pihaknya harus bertanggung jawab soal pengesahan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Pasalnya UU HPP merupakan produksi secara kelembagaan yang disetujui oleh 8 Fraksi.
Soal pernyataan Wakil Ketua Umum Gerindra, Rahayu Saraswati yang mengaku heran soal sikap PDIP yang menolak UU tersebut, lantaran PDIP menjadi Ketua Panja dalam pembahasan UU HPP, lantaran ditunjuk Fraksi Golkar yang saat itu memimpin Komisi 12 DPR RI.
“Inisiator UU HPP itu pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Komisi XII waktu itu dipimpin oleh Fraksi Golkar dan oleh komisi menunjuk Ketua Panja dari PDIP,” kata Chico kepada Suara.com, lewat pesan Whatsapp, Senin (23/12/2024).
“Jadi salah besar kalau dikatakan inisiatornya adalah PDIP. Dan lebih salah lagi kalau dikatakan PDIP harus bertanggung jawab karena UU HPP itu adalah produk DPR RI secara kelembagaan, saat itu ada 8 Fraksi yang menyetujui,” tambahnya.
Terpenting menurut Chico, saat ini bukan soal siapa pihak yang menginisiasi, atau yang bertanggung jawab soal hal ini. Saat ini lebih elok jika semua pihak sama-sama mencari jalan keluar.
Chico mengatakan, dalam UU HPP memberi keleluasaan menaikkan PPN dari kisaran 5-15 persen, jika kondisi makro dan mikro ekonomi dalam kondisi normal. Sementara saat ini semua indikator ekonomi menunjukkan situasi yg tidak kondusif.
“Dari sudut fiskal APBN kita tahun ini defisit sekitar Rp 400 triliun dan tahun depan di proyeksikan defisit mencapai Rp 1.500 triliun. Dari sisi moneter, nilai tukar rupiah sudah menembus angka psikologis Rp 16 ribu, bahkan mencapai Rp 16.300 dan akan terus jatuh hingga Febuari 2025,” papar Chico.
Sementara, dari sektor masyarakat, terus terjadi gelombang PHK masih terus terjadi. Daya beli menurun, kelas menengah tergerus, konsumsi melambat, dan banyak indikator lain memburuk.
“Tentu saja ini bukan salah Presiden Prabowo atau siapapun tetapi kondisi-kondisi yang memerlukan pertimbangan untuk pemberlakuan PPN 12 persen,” katanya.
Chico mengatakan, PDIP tidak menolak UU HPP tetapi meminta pemerintah mengkaji ulang secara serius dampak kenaikan itu bagi masyarakat.
Menurut dia, sebelum memberlakukan UU HPP sebaiknya pemerintah menunggu indikator-indikator ekonomi Indonesia dalam kondisi yang membaik. Namun jika memang sudah tidak bisa ditunda dan tidak berdampak pada masyarakat menengah ke bawah, lanjut Chico, maka silahkan saja.
“Mari kita sama-sana berdoa agar pemerintah memiliki skenario dan rencana mitigasi. Jadi menurut saya tidak perlu saling menyalahkan sebab yang salah adalah situasi ekonomi warisan pemerintah sebelumnya dan ekonomi global yang memang tidak mendukung,” tambahnya.
Berita Terkait
-
PPN Indonesia Masih Tergolong Rendah Dibanding Negara Maju
-
Berani dan Kreatif! Begini Cara Hindia Sindir Pemerintah soal PPN 12% dari Atas Panggung
-
Soal PPN 12 Persen, Ketua DPD RI Sarankan Pihak Keberatan Ajukan JR ke MK: Supaya Tak Cuma Salahkan Pemerintah
-
Kenaikan PPN Diklaim Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi RI
-
PPN Multitarif Dianggap Tidak Ada Dasarnya, Begini Penjelasannya
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Tinjau Pos Kamling di Makassar, Mendagri Tekankan Pentingnya Keamanan Berbasis Masyarakat
-
KontraS Ingatkan Prabowo: Tim Investigasi Harus Benar-benar Independen, Bukan Sekadar Janji
-
Saat ASN Dilarang Flexing, Gaji DPRD Kabupaten Bogor Tembus Rp91 Juta Sebulan
-
Tiba Jam 2, Sherina Munaf Diperiksa Polres Jaktim Terkait Penjarahan Rumah Uya Kuya! Apa Kaitannya?
-
3 Mahasiswa Hilang Misterius Usai Demo, KontraS Curiga Ada Penghilangan Paksa!
-
Plot Twist! Kejagung Klaim 'Dicari' Jaksa, Tapi Silfester Koar-koar Sudah Damai dengan JK
-
Cermati Galon Air Minum, Waspadai Kandungan BPA: Bisa Melebihi Batas Aman
-
Rayakan Bangunan Terbakar, Pendemo di Nepal Joget Pacu Jalur
-
Soal Usulan TGPF Demo Rusuh Agustus, Menko Yusril: Keputusan di Tangan Presiden Prabowo!
-
5 Privilege Jadi Member ShopeeVIP yang Bikin Belanja Online Naik Level