Suara.com - Dalam dua setengah bulan terakhir, hanya 12 truk yang berhasil mendistribusikan makanan dan air di Gaza Utara, menurut laporan Oxfam yang dirilis Minggu (23/12). Organisasi kemanusiaan tersebut menyoroti semakin parahnya situasi di wilayah yang terkepung, dengan menyebut adanya hambatan sistematis yang dilakukan militer Israel.
"Dari 34 truk makanan dan air yang diizinkan masuk ke Gaza Utara selama dua setengah bulan terakhir, hanya 12 yang benar-benar dapat mendistribusikan bantuan kepada warga Palestina yang kelaparan akibat keterlambatan dan hambatan sistematis dari militer Israel," ungkap Oxfam dalam pernyataannya.
Ancaman di Tempat Penampungan
Bahkan, dalam tiga kasus, sekolah-sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan dan menerima bantuan makanan serta air, dihancurkan beberapa jam setelah distribusi selesai. Situasi ini memperparah penderitaan ribuan warga yang sudah sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Israel yang telah memperketat kontrol terhadap masuknya bantuan sejak perang dimulai, menyalahkan organisasi kemanusiaan atas dugaan ketidakmampuan mereka menangani dan mendistribusikan bantuan dalam jumlah besar. Namun, laporan Human Rights Watch pada Kamis (21/12) menuduh adanya upaya sistematis oleh otoritas Israel untuk menghalangi akses air di Gaza, yang diduga telah menyebabkan ribuan kematian.
Konflik yang Berkepanjangan
Perang ini dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Sejak itu, serangan balasan Israel telah merenggut lebih dari 45.000 nyawa di Gaza, mayoritas warga sipil, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB.
Oxfam menyatakan, mereka dan organisasi kemanusiaan lainnya terus-menerus dicegah memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa sejak 6 Oktober, ketika serangan intensif Israel di Gaza dimulai.
Akses yang Terblokir
"Ribuan orang masih terjebak, tetapi dengan akses kemanusiaan yang terblokir, jumlah pasti tidak dapat diketahui," ungkap Oxfam. Pada awal Desember, organisasi kemanusiaan menerima panggilan dari warga rentan yang terperangkap di rumah dan tempat penampungan tanpa makanan dan air sama sekali.
Sebuah insiden pada November menunjukkan bagaimana militer Israel menghalangi distribusi bantuan. Sebelas truk yang membawa makanan ditahan di titik pemeriksaan militer di Jabalia, di mana sebagian makanan diambil oleh warga yang kelaparan. Setelah mendapat izin untuk melanjutkan perjalanan, truk-truk tersebut kembali dihentikan di pos pemeriksaan lain dan dipaksa membongkar muatan di zona militer yang tidak dapat diakses oleh warga.
Resolusi Internasional
Pada Kamis (21/12), Majelis Umum PBB dengan suara mayoritas besar menyetujui resolusi yang meminta Mahkamah Internasional (ICJ) menilai kewajiban Israel dalam memberikan bantuan kepada warga Palestina. Resolusi ini mencerminkan tekanan internasional untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza yang terus memburuk.
Baca Juga: Keamanan Warga Semakin Terancam, Israel Bangun Pos Pemukiman di Area Kontrol Palestina
Berita Terkait
-
Keamanan Warga Semakin Terancam, Israel Bangun Pos Pemukiman di Area Kontrol Palestina
-
Gencatan Senjata Dilanggar, Israel Lancarkan Serangan Baru ke Lebanon
-
Bansos Cuma Sesaat, Skill dan Pekerjaan Selamanya: Perlukah Ubah Prioritas?
-
Agresi Udara Israel di Lebanon: Eskalasi Terbaru Pasca Gencatan Senjata?
-
Habib Zaidan Yahya Terang-terangan Gunakan Produk Pro Israel, Publik: Jual Beli Agama
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal