Suara.com - Dinas keamanan presiden Korea Selatan pada Minggu menegaskan bahwa anggotanya tidak menggunakan amunisi tajam dan tidak diperintahkan untuk menembaki petugas agensi yang berusaha menangkap Yoon Suk Yeol terkait kasus darurat militer.
Tim penyelidik yang mengawasi dugaan kudeta oleh Yoon dari Partai Demokrat, partai oposisi utama di Korsel, sebelumnya mengklaim bahwa kepala dinas keamanan diduga memerintahkan penggunaan peluru tajam terhadap petugas yang menegakkan perintah penangkapan Yoon yang dikeluarkan oleh pengadilan.
"Kepala Dinas Pengamanan Kepresidenan, Park Chong-jun, tidak memberikan atau mempertimbangkan perintah untuk menggunakan peluru tajam terhadap petugas Badan Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi," demikian keterangan dari dinas tersebut yang dilaporkan oleh Kantor Berita Yonhap.
Dinas juga mengancam akan mengambil tindakan hukum dan mengajukan tuntutan terhadap partai tersebut karena tuduhan penyebaran informasi palsu.
Dalam pernyataan terpisah, Park Chong-jun menyatakan bahwa pengakuan terhadap pelaksanaan surat perintah penangkapan yang dilakukan dengan "melanggar hukum dan norma" tidak akan menjamin keselamatan Yoon Suk Yeol, yang saat ini statusnya sebagai presiden telah ditangguhkan.
Namun, ia mengakui akan siap bertanggung jawab jika keputusannya mengenai situasi tersebut ternyata salah.
Penyidik Korea Selatan yang mencoba melaksanakan surat perintah penangkapan Yoon pada hari Jumat (3/1) terpaksa mundur setelah mengalami ketegangan selama lebih dari lima jam dengan petugas pengamanan presiden yang menolak memberikan akses dengan alasan keamanan.
Tag
Berita Terkait
-
Tim Investigasi Fokus Ungkap Penyebab Jatuhnya Pesawat Jeju Air
-
Tuduhan Palsu? Paspampres Korsel Ancam Tuntut Partai Oposisi Atas Klaim Perintah Tembak
-
Pengadilan Seoul Tolak Upaya Presiden Yoon Batalkan Surat Perintah Penahanan
-
Misteri Jatuhnya Jeju Air: Pencarian Dihentikan, Investigasi Berlanjut
-
Misteri Kecelakaan Pesawat Jeju Air Terungkap? Transkrip Kokpit Segera Dirilis
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polisi Lepas Maling Motor di Cikarang Langgar Prosedur? Ini Kata Propam
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026