Suara.com - Kementerian Kehakiman Israel mengumumkan bahwa 737 tahanan dan narapidana akan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pertukaran sandera yang disetujui pada Sabtu (16/1).
Dalam pernyataan di situs resminya, kementerian menyebutkan bahwa "pemerintah menyetujui" pembebasan 737 tahanan dan narapidana yang saat ini berada dalam tahanan layanan penjara. Pembebasan ini dijadwalkan tidak akan dimulai sebelum Minggu pukul 16:00 waktu setempat (1400 GMT).
Keputusan ini menyusul persetujuan kabinet Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Langkah ini mengakhiri ketidakpastian selama berhari-hari terkait implementasi gencatan senjata tersebut.
Kementerian Kehakiman sebelumnya telah merilis daftar 95 tahanan Palestina, sebagian besar perempuan, yang akan dibebaskan dalam pertukaran dengan sandera Israel di Gaza.
Nama-nama yang tercantum di daftar tersebut mencakup individu seperti Zakaria Zubeidi, seorang pemimpin sayap bersenjata Fatah, dan Khalida Jarar, anggota parlemen Palestina dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina.
Zakaria Zubeidi dikenal setelah melarikan diri dari penjara Gilboa Israel pada 2021 bersama lima tahanan lainnya, yang memicu perburuan besar-besaran selama berhari-hari.
Sementara itu, Khalida Jarar, yang beberapa kali ditangkap oleh Israel, saat ini ditahan tanpa dakwaan sejak penangkapannya pada Desember lalu di Tepi Barat.
Menurut sumber dari Hamas, kelompok pertama sandera yang akan dibebaskan mencakup tiga wanita Israel. Namun, istilah "tentara" yang digunakan Hamas untuk menggambarkan para sandera juga bisa merujuk pada warga sipil Israel yang diculik dalam serangan yang memicu konflik saat ini.
Jumlah akhir tahanan yang akan dibebaskan dalam pertukaran pertama ini, menurut juru bicara Kementerian Kehakiman Noga Katz, akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan Hamas dalam kondisi hidup.
Baca Juga: PBB Sebut 35 Anak Palestina Tewas Tiap Hari Akibat Agresi Israel di Gaza
Berita Terkait
-
PBB Sebut 35 Anak Palestina Tewas Tiap Hari Akibat Agresi Israel di Gaza
-
Gencatan Senjata Israel-Hamas Mulai Minggu Pagi
-
Kesepakatan Tercapai! Proses Pembebasan Sandera Gaza Dimulai, Ini Waktunya
-
Tok! Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Gaza, 3 Menteri Melawan, Siapa Saja?
-
Joe Biden Ungkap Percakapan dengan Netanyahu: Desakan Agar Israel Hindari Pemboman Massal di Gaza
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?
-
Geger Mark-Up Whoosh, Mahfud MD Siap Dipanggil KPK: Saya Akan Datang
-
Detik-detik Atap Lapangan Padel Taman Vila Meruya Ambruk Diterjang Badai Jakarta
-
Kemenag Minta Dosen PTK Manfaatkan Beasiswa Riset LPDP, Pembiayaan Hingga Rp 2 Miliar