Suara.com - Laporan tentang wabah Human Metapneumovirus (HMPV) di Tiongkok telah memunculkan kembali teori konspirasi seputar COVID-19 di media sosial. Misalnya, cuplikan Instagram yang diunggah oleh @haybags73 mengklaim bahwa vaksin COVID-19 mengandung sebagian dari virus imunodefisiensi manusia atau HIV. Video tersebut telah ditonton hampir 10 juta kali di platform media sosial tersebut, dan lebih dari 22.000 kali disukai, dalam waktu kurang dari 2 minggu.
Video tersebut menampilkan dua segmen: satu menampilkan komentar tentang zat yang mengikat permukaan virus corona, diikuti oleh narasi yang membahas struktur protein lonjakan vaksin dan respons antibodi.
Narasi tersebut menunjukkan bahwa penstabil protein lonjakan dalam vaksin tersebut mengandung "fragmen HIV."
Protein lonjakan adalah struktur yang ditemukan pada permukaan virus tertentu, termasuk virus corona. Lonjakan ini memungkinkan virus menempel dan memasuki sel manusia. Saat virus berada di dalam sel, virus dapat mulai bereplikasi dan menyebabkan penyakit. Dalam kasus COVID-19, protein lonjakan adalah target vaksin, yang mengajarkan sistem imun kita cara mengenali dan melawan virus.
"Bentuk protein lonjakan virus corona sebelum virus bertemu sel-sel kita adalah yang memicu respons antibodi yang paling protektif," kata narator dalam video tersebut. "Jadi, Keith (merujuk pada ahli virologi Australia, Profesor Keith Chappell, yang sebelumnya sedang mengerjakan vaksin COVID) harus membuat protein lonjakan di lab, menguncinya ke dalam bentuk yang persis sama dengan menambahkan protein lain yang bertindak seperti penjepit, dan protein itu adalah fragmen kecil HIV. Ini terlihat sangat rumit, bukan? Dan jika memang demikian, itu bagus karena setiap panah merah ini menunjukkan HIV dalam protein lonjakan."
Video diakhiri dengan rekaman Dr. Richard M Fleming, seorang pria yang sebelumnya dihukum karena penipuan layanan kesehatan dan surat dan dikenal menyebarkan teori konspirasi tentang pandemi COVID-19, juga membahas dugaan komponen HIV dalam protein lonjakan COVID.
Lantas benarkah narasi tersebut?
Penjelasan
Investigasi First Check mengungkapkan bahwa video tersebut secara menyesatkan menggabungkan konten yang tidak terkait, untuk menarik kesimpulan yang salah. Segmen pembuka berasal dari dokumenter tentang kandidat vaksin yang tidak berhasil, sementara bagian terakhir mempromosikan teori yang tidak berdasar tentang asal-usul COVID-19 sebagai senjata biologis, yang tidak terkait dengan pengembangan vaksin.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Pemerintah Liburkan Sekolah Selama Bulan Ramadhan 2025?
Melalui analisis gambar terbalik dan tanda air BBC yang terlihat, First Check melacak rekaman awal kembali ke dokumenter yang mencatat upaya lima tim global untuk mengembangkan vaksin COVID-19, berjudul "Horizon Special: The Vaccine" dan disiarkan pada bulan Juni 2021. Orang tertentu yang ditampilkan dalam klip tersebut adalah Profesor Keith Chappell, seorang ahli virologi molekuler dan arsitek vaksin COVID yang saat itu dikembangkan oleh Universitas Queensland Australia. Vaksin tersebut kemudian dihentikan setelah uji coba menghasilkan hasil HIV positif palsu. Vaksin tersebut tidak pernah berkembang melampaui uji coba Fase 1 awal dan tidak pernah didistribusikan ke publik.
Bagian kedua dari video tersebut tidak ada hubungannya dengan diskusi vaksin di segmen pertama atau keberadaan HIV dalam vaksin COVID.
Pencarian gambar terbalik dan pencarian sederhana di YouTube, memanfaatkan isyarat visual dalam video, membantu First Check memastikan bahwa itu adalah bagian dari presentasi yang dilakukan pada bulan Oktober 2021 oleh Dr. Richard M Fleming, yang mengidentifikasi dirinya sebagai ahli jantung nuklir dan preventif. Pembicaraan itu untuk mempromosikan bukunya, "Apakah COVID-19 Senjata Biologis?: Investigasi Ilmiah dan Forensik."
Namun, Dr. Fleming telah lama didiskreditkan sebagai ilmuwan serius dan bahkan dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk berpartisipasi dalam studi obat apa pun.
Berdasarkan bukti ini, First Check menentukan bahwa video viral ini secara menipu menggabungkan rekaman untuk secara keliru menyiratkan vaksin COVID mengandung HIV. Segmen pertama merujuk pada vaksin yang dihentikan produksinya dan gagal dalam uji coba Fase 1 karena hasil positif palsu HIV, sedangkan segmen kedua mempromosikan klaim konspirasi yang tidak terkait tentang asal-usul COVID-19.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa narasi yang menyebut HIV merupakan bagian dari komposisi vaksin COVID-19 merupakan narasi yang salah atau hoax.
Vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh Profesor Keith Chappell, seorang ahli virologi molekuler, pada tahun 2020 menggabungkan segmen protein HIV kecil tetapi tidak menimbulkan risiko penularan HIV. Vaksin tersebut tidak pernah berkembang melampaui uji coba Fase 1 awal dan tidak pernah didistribusikan ke publik.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Elon Musk Pamer Robot Pemotong Rambut
-
Cek Fakta: Raffi Ahmad Didesak Mundur dari Jabatan di Pemerintahan
-
Bolehkah Konsumsi Daging Sapi dan Kerbau yang Terpapar Virus PMK? Ini Penjelasannya
-
Cek Fakta: Prabowo Desak PSSI Tarik Kembali Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia
-
Cek Fakta: Benarkah Pemerintah Liburkan Sekolah Selama Bulan Ramadhan 2025?
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?