Suara.com - Pelajar bernama Siska Alpiah (10) mengidap kanker ganas usai menjalani vaksinasi di sekolahnya. Siska merupakan warga Desa Kadugempong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten.
Seperti diberitakan bantennews.co.id - jaringan Suara.com, Siska awalnya mengeluhkan munculnya benjolan di tangan kanannya yang terus membesar. Bahkan, hingga kini berat tangannya mencapai dua kilogram.
Sang Ibu, Amnah (34) menuturkan, benjolan tersebut muncul tiga hari setelah vaksinasi yang dilakukan pada tahun 2021 di Sekolah Dasar (SD) Kadugempong.
Amnah menceritakan, awalnya Siska mengalami gejala panas dingin pada hari ketiga paska menjalani suntik. Kemudian diikuti dengan kemunculan benjolan kecil di tangan kanan.
Setelah diperiksa ke beberapa rumah sakit, dokter menyatakan Siska menderita kanker ganas.
“Kami sangat sedih dengan kejadian ini. Anak kami tidak pernah memiliki riwayat penyakit sebelumnya, awalnya kecil seperti kelereng dan membesar seperti sekarang,” ungkap Amnah saat ditemui, Rabu (22/1/2025).
Amnah menuturkan, anaknya sempat dibawa ke bidan setempat sebelum dirujuk ke RSUD Banten. Namun, karena keterbatasan alat medis, Siska harus dirujuk ke RSU Kabupaten Tangerang, tempat ia menjalani perawatan selama satu pekan.
Selanjutnya, Siska dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk penanganan lebih lanjut. Namun, hasil pemeriksaan di RSCM menyarankan amputasi pada tangan kanan Siska, sesuatu yang belum sanggup diterima keluarga.
“Sejak suntik itu, benjolan terus membesar beratnya sekarang sampai dua kilogram. Dari pihak sekolah sendiri tidak ada pemberitahuan sebelumnya soal vaksinasi ini,” ungkap Amnah.
Baca Juga: Yandri Susanto Dilaporkan ke Bawaslu, Buntut Kumpulkan Kades, Kader PKK dan Posyandu
Kini, Siska hanya bisa berbaring di rumah. Benjolan tersebut membuatnya tidak dapat beraktivitas seperti biasa.
Keluarga telah menerima bantuan dari pihak sekolah sebesar Rp6 juta untuk biaya pengobatan. Namun, jumlah tersebut belum cukup untuk melanjutkan perawatan intensif di rumah sakit.
“Pihak sekolah memberikan uang Rp6 juta, tapi saya tidak bisa melanjutkan MRI karena rumah sakit meminta biaya Rp5 juta. Kami sudah berusaha, tapi belum ada jalan keluar,” tutur Amnah.
Amnah berharap pemerintah dan pihak terkait dapat membantu agar Siska mendapatkan pengobatan yang optimal.
“Kami ingin anak kami sembuh dan kembali normal seperti dulu. Namun, kami kesulitan karena biaya yang sangat besar. Semoga ada bantuan agar anak kami bisa kembali sehat,” harapnya.
Pihak keluarga kata dia, menyesalkan kurangnya komunikasi dari pihak sekolah terkait program vaksinasi tersebut. Meskipun pihak sekolah menyebut bahwa suntikan vaksin dilakukan di tangan kiri, bukan di tangan kanan tempat munculnya benjolan.
Berita Terkait
-
Jawaban Mendes Yandri Susanto Dituding Menangkan Istri di Pilkada Serang: Yang Mereka Sampaikan Halu Semua!
-
Peran Vaksinasi Dewasa dalam Meningkatkan Kesehatan dan Mengurangi Biaya Medis Jangka Panjang
-
Ngeri, Ternyata Ini yang Terjadi Kalau Dari Lahir Anak Tidak Diimunisasi
-
Siswa Rentan Tertular Penyakit, Ketua IDAI Minta Pelaksanaan Vaksinasi di Sekolah Terus Diperkuat
-
Seribu Lebih Surat Suara Pilbup Bogor Nyasar di Gudang Kabupaten Serang, Begini Kata KPU
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045
-
Blueprint Keberlanjutan Ride-Hailing Indonesia: Motor Penggerak UMKM dan PDB Nasional