Suara.com - Israel mengatakan warga Palestina dapat mulai kembali ke wilayah utara Jalur Gaza yang dilanda perang pada hari Senin setelah kesepakatan dicapai dengan Hamas untuk pembebasan enam sandera lainnya, menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Terobosan ini mempertahankan gencatan senjata yang rapuh dalam perang Israel-Hamas, yang telah menghancurkan Jalur Gaza dan membuat hampir semua penduduknya mengungsi, membuka jalan bagi lebih banyak pertukaran sandera-tahanan berdasarkan kesepakatan yang bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan.
Israel telah mencegah kerumunan besar warga Palestina menggunakan jalan pesisir untuk kembali ke Gaza utara, menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata dengan tidak membebaskan sandera perempuan sipil.
"Hamas telah menarik kembali keputusannya dan akan melakukan tahap tambahan pembebasan sandera pada hari Kamis ini," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa tiga sandera akan dibebaskan hari itu, dengan tiga tawanan lainnya akan dibebaskan pada hari Sabtu.
Sementara itu, para pemimpin Palestina mengecam rencana yang digulirkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk "membersihkan" Gaza, dan bersumpah untuk menolak segala upaya untuk menggusur paksa penduduk wilayah yang dilanda perang itu.
Trump mengatakan Gaza telah menjadi "lokasi pembongkaran", seraya menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II tentang pemindahan warga Palestina keluar.
"Saya ingin Mesir menerima orang. Dan saya ingin Yordania menerima orang," kata Trump kepada wartawan.
Pemimpin Palestina Mahmud Abbas, yang bermarkas di Tepi Barat yang diduduki Israel, "menyatakan penolakan keras dan kecaman terhadap proyek apa pun" yang bertujuan untuk menggusur warga Palestina dari Gaza, kata kantornya.
Bassem Naim, anggota biro politik Hamas, mengatakan kepada AFP bahwa warga Palestina akan "menggagalkan proyek-proyek semacam itu", seperti yang telah mereka lakukan terhadap rencana serupa "untuk penggusuran dan tanah air alternatif selama beberapa dekade".
Baca Juga: Pemimpin Houthi: Boikot AS-Israel Senjata Pamungkas Negara-negara Islam
Jihad Islam, yang telah berjuang bersama Hamas di Gaza, menyebut gagasan Trump "menyedihkan". Bagi warga Palestina, setiap upaya untuk memindahkan mereka dari Gaza akan membangkitkan kenangan kelam tentang apa yang disebut dunia Arab sebagai "Nakba", atau bencana -- pemindahan massal warga Palestina selama pembentukan Israel pada tahun 1948.
"Kami katakan kepada Trump dan seluruh dunia: kami tidak akan meninggalkan Palestina atau Gaza, apa pun yang terjadi," kata warga Gaza yang mengungsi, Rashad al-Naji.
Berita Terkait
-
Ketegangan Memuncak! Bentrokan Pasca-Gencatan Senjata Tewaskan 22 Warga Lebanon yang Pulang Kampung
-
Presiden Lebanon Bersumpah Pertahankan Kedaulatan Usai Serangan Israel Tewaskan 22 Orang
-
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Lebanon Kecam Penundaan Penarikan Mundur
-
PBB: Gencatan Senjata Lebanon-Israel Gagal, Warga Sipil Jadi Korban
-
Pemimpin Houthi: Boikot AS-Israel Senjata Pamungkas Negara-negara Islam
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Viral! Pamer Bukti Transfer Fiktif, Pengemudi Brio Kabur Usai Isi Bensin Rp200 Ribu di Ciputat
-
Akademisi Bongkar Dugaan Skandal Whoosh Era Jokowi: Proyek Molor, Anggaran Bengkak
-
BSN & Kemenkes Kembangkan SNI Smart Hospital untuk Wujudkan Layanan Kesehatan Cerdas
-
Rocky Gerung 'Semprot' Survei Prabowo-Gibran: Gibran Cuma Gunting Pita, Lembaga Survei Dibayar?
-
Kader PSI Berharap Bapak J Adalah Jokowi, Tapi Menkum Bocorkan Inisial JE
-
Adian Napitupulu 'Sentil' Proyek Whoosh: Bongkar Biaya Bengkak, Siapa yang Negosiasi Awal?
-
Profil Kimi Onoda, Menteri Termuda di Kabinet Jepang yang Jadi Sorotan
-
Dedi Mulyadi 'Semprot' Pabrik Aqua: Singgung Kecelakaan Maut dan Dugaan Manipulasi Pajak Air
-
Fakta Baru Pesta Seks Gay di Hotel Surabaya: Ada ASN, Guru hingga Mahasiswa!
-
Menteri Mukhtarudin: Bangun Ekosistem Terpadu untuk Pekerja Migran Indonesia