Suara.com - Aliansi dosen ASN Kementerian Diktidaintek seluruh Indonesia (Adaksi) menyayangkan sikap Kementerian Diktisaintek yang tidak pernah menemui mereka untuk beri penjelasan tentang pembayaran tunjangan kinerja (tukin).
Ketua Kornas Adaksi pusat, Anggun Gunawan menyampaikan bahwa mereka sudah menuntut hak tersebut sejak awal Januari, namun tak pernah direspon pihak kementerian.
Aksi tersebut kali pertama dilakukan dengan mengirimkan karangan bunga pada Senin, 6 Januari 2025. Anggun mengungkpkan, saat itu karangan bunga yang dikirim Adaksi disembunyikan.
"Kami tidak boleh memajang bunga itu di depan, kami malah disuruh ke belakang dan cuma ditemui oleh mungkin kepala keamanannya saja, tidak ada pejabat dari Dikti itu yang menemui kami," kata Anggun ditemui ketika menggelar aksi di depan Gedung Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Tanggal 14 Januari 2025, Adaksi kembali lakukan konsultasi dengan berikan ultimatum kepada pihak Kementerian Diktisaintek untuk memberikan penyataan resmi terkait pembayaran tukin periode 2020-2024. Namun, menurut Anggun, kembali tidak ada respon apa pun.
Hingga akhirnya pada Jumat (31/1/2025) lalu dilakukan sosialisasi tentang perkembangan tukin dari pihak Kementerian, namun hanya mengundang rektor, direktur, serta Kepala ll Dikti.
"Kami nggak pernah diundang. Saya pribadi dan juga kawan-kawan yang lainnya itu tidak pernah mendapatkan undangan ataupun WA dari pejabat kementerian untuk mendiskusikan terkait dengan tukin ini," ungkap Anggun.
Dia menilai bahwa ada indikasi dari pihak kementerian untuk menekan pimpinan pengguruan tinggi agar para dosen yang tergabung dalam Adaksi tidak lagi turun ke jalan.
Sangkaan itu disampaikan Anggun melihat banyak rekan dosen yang semula akan ikut aksi di depan Istana hari ini mendadak batal.
Baca Juga: Dosen ASN Diktisaintek Desak Prabowo Lunasi Tunggakan Tukin Sejak 2020, Kalau Tidak....
"Banyak kawan-kawan kami yang pada akhirnya mundur, gak datang ke sini karena ditekan oleh rektor ataupun juga direkturnya, itu yang terjadi. Jadi saya pribadi sebagai ketua Adaksi tidak pernah mendapatkan WA ataupun juga undangan untuk berdiskusi terkait dengan tukin ini," bebernya.
Para dosen ASN itu diketahui menuntut pemerintah untuk membayarkan tukin dosen yang belum pernah diberikan sejak 2020 sampai 2024.
Mereka juga meminta agar tukin tersebut segera dibayarkan dan dilakukan tanpa membedakan seluruh dosen ASN Kemendiktisaintek, seperti dosen PTN Satuan Kerja (satker), PT BLU dan PTN BH, serta dosen ASN yang diperbantukan di PTS.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta