Suara.com - Jumlah korban tewas di sekolah di Kota Orebro, Swedia akibat penembakan bertambah menjadi 11 orang pada Selasa (4/2/2025) waktu setempat.
Peristiwa mematikan itu hingga saat ini masih diselidiki pihak kepolisian Swedia, tujuannya untuk mengungkap motif dibaliknya.
Kepolisian Swedia mengatakan penembakan tersebut menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk pelaku yang menjalankan aksinya sendirian.
"Saat ini diketahui 11 orang tewas akibat insiden tersebut. Jumlah korban luka masih belum diketahui," kata polisi melalui pernyataan.
Polisi mengonfirmasi bahwa serangan tersebut dilakukan di salah satu pusat pendidikan Kampus Risbergska.
"Saya tidak mengesampingkan kemungkinan motif lainnya, tetapi saat ini kami belum memiliki gambaran yang jelas soal itu," kata kepala Kepolisian Orebro, Roberto Eid Forest kepada penyiar SVT.
Sebagai tanda berkabung bagi para korban penembakan di sekolah tersebut, pemerintah mengumumkan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh negeri.
"Hari ini pemerintah dan parlemen menurunkan bendera setengah tiang sebagai buntut aksi kekerasan kemarin yang terjadi di kampus Risbergska di Orebro," bunyi pernyataan tersebut.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada Selasa menyebut serangan Orebro sebagai penembakan massal terburuk dalam sejarah negara mereka. [Antara].
Baca Juga: Mengenal Sosok Wapres Sara Duterte: Dinasti, Kontroversi Hingga Dinamika Politik Filipina
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat