Suara.com - Pemerintahan Presiden Donald Trump berencana untuk mempertahankan hanya sekitar 300 staf dari total lebih dari 10.000 staf yang bekerja di Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), menurut empat sumber yang mengungkapkan rencana tersebut kepada Reuters pada hari Kamis.
Langkah drastis ini merupakan bagian dari upaya reorganisasi besar-besaran yang didorong oleh pengusaha Elon Musk, yang dikenal sebagai sekutu dekat Trump.
Keempat sumber yang mengetahui kebijakan tersebut menyebutkan bahwa hanya 294 staf USAID yang akan tetap dipertahankan, dengan jumlah staf terbatas di biro Afrika dan Asia, masing-masing hanya 12 dan 8 orang.
J. Brian Atwood, mantan kepala USAID, mengkritik keputusan ini dengan keras, menyebutnya sebagai langkah yang keterlaluan yang akan menghancurkan lembaga yang telah berjasa menyelamatkan puluhan juta nyawa di seluruh dunia.
Di bawah kebijakan ini, banyak staf USAID yang sebelumnya bekerja untuk program-program kemanusiaan internasional kini harus mengambil cuti, sementara ribuan kontraktor internal diberhentikan.
Program-program vital, termasuk upaya penanggulangan penyakit, bantuan kemanusiaan, dan pengentasan kelaparan, kini terancam terhambat.
Pada hari Selasa, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa semua staf yang direkrut langsung oleh USAID di seluruh dunia akan diberi cuti administratif mulai Jumat, 7 Februari, dengan pengecualian untuk personel yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi kritis.
Langkah ini juga sejalan dengan rencana untuk menggabungkan USAID dengan Departemen Luar Negeri, yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, yang juga diangkat Trump sebagai pelaksana tugas administrator USAID.
Namun, penggabungan ini memerlukan persetujuan Kongres, mengingat USAID diatur oleh undang-undang yang berlaku.
Baca Juga: Trump Sebut Israel akan Serahkan Gaza ke Amerika setelah Konflik Berakhir
USAID, yang mengelola dana lebih dari $40 miliar pada tahun fiskal 2023, memberikan bantuan kepada sekitar 130 negara, termasuk Ukraina, Ethiopia, Yordania, dan negara-negara lainnya yang terpapar konflik dan kemiskinan ekstrem.
Reaksi terhadap pemangkasan besar-besaran ini sangat kuat, dengan banyak pihak menyatakan keprihatinan bahwa kebijakan ini akan berdampak langsung pada jutaan orang yang bergantung pada bantuan internasional, yang kini terancam terhenti.
Berita Terkait
-
Trump Sebut Israel akan Serahkan Gaza ke Amerika setelah Konflik Berakhir
-
Hamas Kecam Rencana Trump Ambil Alih Gaza, Sebut sebagai Deklarasi Niat Menduduki Wilayah Palestina
-
Badai Musim Dingin Perparah Derita Warga Gaza di Tengah Ancaman Pengusiran
-
Trump Paksa Gunakan Istilah "Alien" untuk Imigran di Tengah Krisis Kebakaran California
-
Trump Kembali Jatuhkan Sanksi terhadap Penyelidik ICC atas Kasus Warga AS dan Israel
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Geger Rusuh di Kalibata: Polisi Periksa 6 Saksi Kunci, Ungkap Detik Mengerikan
-
Prabowo Minta Maaf soal Listrik Belum Pulih di Aceh: Keadaannya Sulit
-
Eks Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dan Satori Segera Ditahan, Ini Penjelasan KPK
-
KPK: Semua Anggota Komisi XI DPR Berpeluang Jadi Tersangka Korupsi BI-OJK
-
7 Fakta Mencekam Rusuh Kalibata: 2 Nyawa Matel Melayang, 100 Orang Mengamuk Brutal
-
5 Petani di Bengkulu Selatan Tertembak usai Konflik Lahan Memanas, Ini Kronologinya!
-
Pulang dari Rusia: Prabowo Minta Maaf di Aceh Tamiang, Pesan Jangan Tebang Pohon Sembarangan!
-
Komitmen Tata Kelola Kian Kuat, BNI Borong Dua Penghargaan ARA 2024
-
Ibu Hamil Turut Jadi Korban Kebakaran di Terra Drone, Menteri PPPA Soroti Perusahaan Tak Taat Aturan
-
Kronologi 2 Mata Elang Tewas Diamuk Massa di Kalibata, Kios dan Kendaraan Dibakar