Suara.com - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada hari Senin menyatakan keterkejutan dan kekhawatiran atas penemuan dua kuburan massal di Libya dengan puluhan jenazah migran, beberapa dengan luka tembak, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan IOM muncul beberapa jam setelah Menteri Dalam Negeri Libya dalam Pemerintah Persatuan Nasional Emad Al-Trabelsi menegaskan bahwa negaranya "tidak akan menjadi negara untuk menampung migran."
Pada hari Senin, IOM mengatakan 19 jenazah ditemukan di Jakharrah (sekitar 400 km selatan Benghazi), sementara sedikitnya 30 jenazah lainnya ditemukan di kuburan massal di gurun Kufra di tenggara. Diperkirakan ada sebanyak 70 jenazah di kuburan kedua.
Otoritas keamanan Libya menemukan sedikitnya 28 jenazah migran dari kuburan massal di gurun utara kota Kufra, kata jaksa agung negara itu di halaman Facebook-nya pada hari Minggu.
Sementara 76 migran dibebaskan "dari penahanan paksa," katanya.
Pada Minggu malam, Al-Trabelsi mengatakan Libya telah mendeportasi ribuan migran ilegal ke negara asal mereka selama setahun terakhir.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah memberikan pengecualian kepada warga Sudan, Palestina, dan Suriah karena negara mereka tengah dilanda perang.
Menteri tersebut juga mengumumkan bahwa sebuah perjalanan dijadwalkan pada 11 Februari untuk 139 pengungsi dari beberapa negara yang akan dimukimkan kembali di Italia.
El-Trabelsi berdiskusi dengan Duta Besar Italia untuk Libya Gianluca Alberini mengenai cara untuk mengurangi arus migran ilegal, dan mendukung upaya Kementerian Dalam Negeri Libya dalam memerangi fenomena ini.
Baca Juga: Tragedi Penembakan PMI, Kabar Bumi Desak Revisi UU dan Diplomasi Lebih Kuat
Secara terpisah, Misi Dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan pada hari Senin kesimpulan dari pertemuan perdana Komite Penasihat, yang berlangsung selama dua hari di Tripoli.
Misi tersebut mengatakan bahwa para anggota komite mengadakan diskusi awal mengenai isu-isu utama yang diperdebatkan terkait dengan kerangka kerja elektoral.
Berita Terkait
-
Jalur Gelap ke Negeri Jiran: Kisah Pilu dan Bahaya Mengintai PMI Ilegal di Malaysia
-
Dibelenggu dan Dirantai: Kisah Pilu Migran India yang Dideportasi dengan Pesawat Militer AS
-
Malam Maut di Laut Tanjung Rhu, Tragedi Lima Pekerja Migran Indonesia Ditembak Otoritas Malaysia
-
Guantanamo Jadi Penjara Migran, Trump Kirim 2 Penerbangan Akhir Pekan Ini
-
Tragedi Penembakan PMI, Kabar Bumi Desak Revisi UU dan Diplomasi Lebih Kuat
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter
-
Makin Ngeri! Terbongkar Modus Baru Peredaran Miras COD: Diantar Pengedar ke Pemesannya
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
-
3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
-
Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
-
Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit