Suara.com - Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono membantah usulan pembentukan koalisi permanen yang digagas ketua umumnya, Prabowo Subianto guna merespons putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden.
Atasan putusan MK tersebut, masing-masing partai peserta Pemilu bisa mengusung calon presidennya, tanpa harus berkoalisi.
"Terlalu jauh kalau (dikaitkan denga putusan MK). Tadi saya sampaikan, ya, saya bilang bahwa persatuan itu penting kesejukan itu penting kerukunan itu penting," katanya.
Dia menjelaskan alasan dari usulan pembentukan koalisi permanen partai-partai anggota Koalisi Indonesia Maju.
"Kita punya pandangan yang sama terhadap permasalahan bangsa ini. Mencari solusi-solusi terhadap permasalahan tersebut. Kemudian kita ingin menciptakan suatu suasana yang rukun damai dan sejuk," katanya.
Atas hal tersebut menurutnya, muncul pertanyaan mengapa tidak disatukan dalam koalisi yang permanen.
"Karena banyak pelajaran di sekitar kita, dari negara di sekitar kita juga yang menunjukan bahwa kedamaian kesejukan kerukunan itu mahal harganya," ujarnya.
"Dan kita juga bersyukur bahwa para pendiri bangsa ini dulu sudah begitu sangat menyadari bahwa persatuan adalah suatu hal yang penting. Dengan dasar tersebut kita berharap kenapa... common interest ini enggak kita jadikan satu saja," sambungnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Prabowo pada saat acara silaturahmi KIM di kediaman pribadinya di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/2), meminta agar dibentuk koalisi permanen.
Baca Juga: Ulang Tahun Gerindra, Prabowo Puja-Puji Jokowi di Hadapan Ribuan Kadernya
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar adalah pihak yang pertama kali menyampaikan hal tersebut ke publik.
"Intinya memperkuat koalisi kita. Pak Prabowo menawarkan koalisi permanen. Pak prabowo meminta persatuan menjadi kunci utama pemerintahan," kata Muhaimin.
Muhaimin pun menyatakan menyambut baik tawaran itu.
"Dan tentu PKB menyambut baik koalisi permanen. Menjadi perkuatan dari percepatan pembangunan," katanya.
Berita Terkait
-
Ulang Tahun Gerindra, Prabowo Puja-Puji Jokowi di Hadapan Ribuan Kadernya
-
Ganjar Setuju Efisiensi Anggaran ala Prabowo, Tapi Ingatkan Soal Ini!
-
Prabowo Ingin Permanenkan KIM Plus, Ganjar Pranowo: Tidak Apa-apa
-
Ancam Pecat Hakim Bermasalah, Firdaus Oiwobo Minta Jabatan Menteri Ke Prabowo: Bang Udah Bang
-
Prabowo Lontarkan Gagasan KIM Plus Jadi Permanen, PDIP Tegaskan Berkolasi dengan Rakyat
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Kaldera Toba Kembali dapat Kartu Hijau UNESCO, Gubernur Bobby Nasution Ajak Terus Jaga Bersama
-
Ngaku Merasa Terhormat Jadi Menteri Keuangan, Kinerja Purbaya Yudhi Sadewa Disorot
-
Pamer ATM Prioritas, Anak Menkeu Purbaya Sebut Ciri Orang Miskin: Rasis & Bermental Pengemis
-
Melawan Kritik dengan Kekuatan Negara? TNI Dikecam Keras Karena Laporkan Ferry Irwandi!
-
Bukan Cuma Tudingan 'Agen CIA'? Ini 4 Fakta Geger Lain dari Anak Menkeu Purbaya Sadewa
-
CEK FAKTA: Benarkah Warga Kehilangan Penglihatan karena Gas Air Mata Aparat?
-
7 Fakta di Balik Revolusi Pilkades: Dari Daftar Online Hingga E-Voting Anti Curang
-
Yusril Temui Direktur Lokataru di Tahanan, Jamin Proses Hukum Akan Diawasi
-
Raffi Ahmad vs Politisi Senayan di Bursa Menpora? Sosok Ini Beri Jawaban
-
Ibu dan 2 Anak Tewas di Bandung, KPAI: Peringatan Serius Rapuhnya Perlindungan Keluarga